Sabtu, 31 Oktober 2009

Tips memotret pengantin tradisional

Tips memotret pengantin tradisional memang agak berbeda dengan pengantin internasional. Walaupun sama-sama pengantin , namun pada pengantin tradisional ada hal-hal khusus yang memerlukan perhatian ekstra dari fotografer.
Berikut panduannya :

1 . Daftar susunan acara.
Hal ini perlu dipelajari dan dipahami agar kita dapat meresponnya dengan memperkirakan di mana kita akan mengabadikan moment dengan angle yang terbaik, tanpa kehilangan detail urutan acara.

2 . Tata cara adat.
Dengan mengetahui si pengantin menggunakan adat daerah mana kita bisa mengantisipasi bagaimana pergerakan pendokumentasian kita sehingga tidak tertinggal dalam mengabadikan suatu tata cara adat. Seperti misalnya; ketika pengantin melakukan sungkeman kepada orang tua pada adat Jawa atau urutan pada tata cara tea-pai pada adat oriental.

3 . Fokus pada detail.
Jangan lupa untuk mengambil gambar dari ornamen-ornamen khas dari acara adat si pengantin. Misalnya; bentuk dekorasi pelaminan, lalu pada acara tari-tarian yang sering ditampilkan atau pada pakaian adat yang digunakan oleh pasangan pengantin dan pihak keluarga.

4 . Kesiapan peralatan fotografi.
Lakukan cek dan ricek kembali peralatan fotografi yang diperlukan, jangan sampai ada yang tertinggal. Antisipasi dengan kamera cadangan kalau-kalau nanti ngadat di tengah acara, kecuali anda bisa mengandalkan dan yakin pada kamera kesayangan.

5 . Asisten fotografer.
Tidak mungkin seorang fotografer meliput dokumentasi acara pernikahan sendirian, untuk itu dibutuhkan kehadiran seorang asisten guna membantu memperlancar kerja kita. Kecuali anda hanya bertugas memotret liputan pernikahan ini secara candid.

Semoga membantu.



Foto : Andre Leonardo

Kamis, 29 Oktober 2009

Mimpi motret Sarah Aprilia

Mimpi motret Sarah Aprilia mungkin wajar jika dialami oleh para fotografer yang memang selalu mencari wajah-wajah segar untuk menjadi obyek foto mereka.Selain memiliki wajah yang cantik, postur tubuh yang ideal juga sedang ramai menjadi bahan pembicaraan di jagad dunia maya.

Siapa sih Sarah sebenarnya ? Menurut blog-blog yang memuat profilnya, Sarah Aprilia adalah seorang guru les panggilan ke rumah yang mengiklankan diri dengan cara yang unik, lewat selebaran berisi foto dirinya dengan pose yang sexy dan bibir setengah terbuka lengkap dengan mencantumkan no handphone yang bisa dihubungi.

Banyak fantasi-fantasi nakal yang ditujukan kepada sosok ibu guru Sarah ini. Tentunya kita tidak bisa menyalahkan hal itu, kita juga tidak bisa menyalahkan ibu Sarah dengan kecantikannya beserta strategi marketing bisnis les privatenya yang jitu. Tapi sebagai seorang fotografer, saya ingin mengembalikan semuanya pada hal yang lebih proporsional, saya ingin menjadikan ibu guru Sarah Aprilia sebagai foto model pada jadwal photo session kita berikutnya, gimana menurut teman-teman ?



Sumber foto

Senin, 26 Oktober 2009

Background tiga dimensi

Apakah anda ingat gambar atau corak background studio
foto tempat ketika kita berfoto bersama kue ulang tahun ke-7 dulu? Pastinya sederhana sekali bukan. Kadang backgroundnya adalah gambar pemandangan alam baik itu berupa lukisan maupun cetakan gambar foto besar yang kadang nggak nyambung dengan obyek yang sedang difoto. Malah kalau obyek yang difotonya adalah manusia, mereka memotretnya sampai ke bawah sekali membuat lantai studio dan kaki si obyek yang hanya memakai sendal jepit jadi terlihat. Jadi suka tersenyum sendiri kalau mengingatnya.

Seiring dengan kemajuan jaman, bentuk dan wujud background studio foto pun mengalami perubahan. Di mulai dari backdrop studio dengan corak dan gambar yang lebih elegan menyesuaikan dengan tema sesi fotonya sampai dengan diikutsertakannya properti, seperti misalnya; bangku-bangku antik, meja baca, tempat tidur sampai sepeda kumbang.

Dipelopori oleh sebuah studio foto pengantin di wilayah Petojo Kemakmuran, penggunaan background tiga dimensi pun mulai marak. Background yang dimaksud adalah latar belakang dengan setting suasana seperti aslinya. Sebagai contoh ; setting rumah adat Tionghoa, setting rumah mewah lengkap dengan mobil antiknya atau sekedar setting di sebuah taman hijau nan asri.

Terlebih studio-studio foto masa kini lebih memanfaatkan media luar ruang untuk dijadikan setting background pada sesi pemotretan mereka atau yang lebih sering disebut dengan outdoor fotografi. Dengan kecenderungan ini tentunya para konsumen jadi memiliki pilihan yang beragam dalam menentukan keinginan. Bahkan ada yang menjadikan lokasi-lokasi wisata di luar negri sebagai background acara foto-foto mereka yang tentunya menjadi prestise tersendiri bagi mereka yang mampu.


Minggu, 25 Oktober 2009

Freya award

Kemarin saya mendapat kiriman Freya award dari sobat blog bisnis online. Terima kasih untuk Kang Martin yang telah berkenan memberikan award ini sebagai tanda persahabatan dan mempererat tali silaturahmi diantara sesama blogger.

Untuk meneruskan tradisi yang sudah ada, selanjutnya Freya award ini akan saya berikan kepada para sobat yang sudah mau menyempatkan diri untuk mampir di blog saya ini.

Berikut 10 sobat blogger yang mendapat giliran untuk menerima award ini :

1 . blooges.
2 . Wempi.
3 . Saung web.
4 . Valentino Kosasih.
5 . H. Nizam.
6 . duadua.
7 . dadan.
8 . Budi Ridwin.
9 . Deny.
10. ngupingers.

Demikian ke-10 sobat yang berkenan untuk meneruskan tradisi ini kepada 10 sobat blogger lainnya. Tidak ada paksaan untuk menerima award ini, mau syukur, nggak mau nggak apa-apa. Mudah-mudahan persahabatan antar sesama blogger bisa semakin erat. Terima kasih.

Jumat, 23 Oktober 2009

Aperture dan shutter priority


Aperture priority dan shutter priority adalah modus semi otomatis yang biasanya ditanamkan pada kamera saku tingkat advance dan entry level pada kamera DSLR. Tapi seperti biasa, para pengguna kamera pada umumnya lebih memilih feature full otomatis agar mereka tidak usah terlalu banyak mikir tinggal bidik dan jepret. Beres.

Padahal dengan sedikit kreatifitas dan pemilihan pada kedua modus ini anda bisa menghasilkan foto yang tidak biasa-biasa saja. Memang diperlukan banyak latihan agar anda bisa menguasai modus ini, tapi semua itu sepadan.

Berikut pengertian dari kedua modus ini :

Aperture Priority ( Av )
Jika modus ini dipilih, anda tinggal mengatur setelan diafragma ( f ). Lalu shutter speed atau bukaan rana secara otomatis disesuaikan menurut keadaan obyek foto. Modus ini digunakan untuk menciptakan ruang tajam sehingga latar belakang maupun latar depan obyek foto menjadi buram. Lebih kecil angka diafragma, lebih sempit ruang tajam yang dihasilkan.

Shutter Priority ( Tv )
Pada modus ini kita tinggal mengatur setelan kecepatan rana atau shutter speed. Kemudian besaran diafragma secara otomatis diatur oleh kamera. Modus ini digunakan ketika kita ingin memotret obyek yang berkaitan dengan kecepatan atau olah raga. Misalnya, memotret sebuah pertandingan bulu tangkis atau memotret lampu lalu lintas pada malam hari dengan menggunakan kecepatan rana yang rendah.

Mudah-mudahan bisa membantu.


Sumber gambar.

Selasa, 20 Oktober 2009

Foto display tidak menjadi jaminan


"Mas, kenapa sih hasil foto saya tidak sebagus foto displaynya?..". "Padahal kan studio x itu rame dan terkenal." Ini adalah salah satu pertanyaan yang menggelitik hati saya dan cukup sering ditanyakan oleh klien pada saya. Pertanyaan ini tercipta ketika saya menjadikan percakapan atau obrolan sebagai sarana untuk mencairkan suasana dan menjadikan interaksi antara saya dan klien tidak menjadi kaku. Obrolannya bisa tentang apa saja, dari yang ringan sampai yang berat berkualitas.

Nah, ini analisa saya; foto display dari sebuah studio foto tentu saja dibuat dengan perencanaan yang matang. Mulai dari pemilihan tema, siapa yang akan jadi modelnya, di mana lokasinya dan sampai pada siapa fotografer senior yang akan mengambil gambarnya. Dengan persiapan seperti ini pastinya foto-foto yang dihasilkan juga akan istimewa.

Foto yang dibuat untuk tujuan sebagai display sebuah studio tentu saja dimaksudkan untuk mengangkat citra dari studio yang bersangkutan sekaligus untuk membantu usaha bagian marketingnya dalam memasarkan jasa dari studio tersebut. Foto-foto display dari sebuah sebuah studio foto logikanya tidak ada yang tidak bagus.

Lalu bagaimana dengan pertanyaan klien tadi? Tentu saja hasil foto dari klien tersebut tidak pada tempatnya jika harus dibandingkan dengan foto display studio. Selain dia bukan model, walaupun dia fotogenic sekalipun, pernah nggak anda mengalami ketika harus bekerja dari pagi hari lalu baru punya kesempatan untuk makan siang pada jam 4 atau jam 5 sore? Itu ketika studio dalam keadaan fully booked. Tentunya kita tidak bisa berharap banyak dari seseorang dengan kondisi kerja yang seperti itu.

Ini adalah pengalaman saya. Dan bagi kami, para fotografer, keadaan ini juga sangat tidak menyenangkan. Tidak bisa memberi yang terbaik, dijejali dengan setumpuk klien yang inginnya hasil foto mereka bisa sebagus foto displaynya. Dan memang bukan salah mereka juga jika mereka tidak tahu bahwa fotografernya membutuhkan rehat sejenak untuk sekedar mengembalikan nafas dan mencoba mengumpulkan kembali inspirasi-inspirasi yang telah tercecer...

Saran dari saya, jangan membuat janji untuk foto dengan studio pada hari-hari Sabtu dan Minggu atau pada hari libur nasional karena biasanya studio dalam kaedaan fully booked, juga agar anda tidak kecewa dengan hasil fotonya.



Foto : Andre Leonardo




Sabtu, 17 Oktober 2009

Tips memotret seperti profesional


Saat ini memotret bukanlah sesuatu yang mewah lagi. Hampir semua orang sudah mengantongi atau membawa kameranya masing-masing walaupun sebatas kamera handphone. Apalagi resolusi kameranya sudah memungkinkan untuk dicetak ukuran postcard dengan hasil yang lumayan. Tidak seperti jaman saya dulu yang harus pontang-panting cari pinjaman kamera kalau akan ada acara seperti ulang tahun, karya wisata, hajatan di rumah atau sekedar acara 17-an tingkat RT.

Dengan kemudahan teknologi seperti ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk bisa menghasilkan foto-foto yang layak untuk dilihat dan bisa membuat kita tersenyum sambil mengenang.

Berikut tips yang biasa jadi panduan fotografer profesional ketika sedang bekerja yang bisa diterapkan oleh siapa saja, baik itu pengguna kamera DSLR, kamera saku, maupun kamera handphone. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1 . Cahaya.
Perhatikan arah datangnya cahaya terhadap obyek foto kita. Usahakan agar obyek menerima cahaya yang cukup untuk dipotret. Gunakan lampu kilat jika kita memotret di bawah keteduhan atau ada bayangan yang jatuh tepat di obyek foto kita.

2 . Komposisi.
Bagaimana cara kita menempatkan obyek foto terhadap lingkungannya dalam satu bingkai foto sehingga enak dipandang. Sebenarnya tidak ada patokan yang baku di dalam definisi komposisi. Tiap orang mempunyai taste atau selera yang berbeda-beda ketika menempatkan obyeknya dalam viewfinder. Ketika berbicara soal rasa, kita berbicara mengenai subyek yang sulit diperdebatkan.

3. Sudut pandang.
Usahakan tidak memotret sebuah obyek dengan sudut pandang 'biasa'. Anda bisa memotret dengan angle dari atas atau vertikal, agak dari bawah, dari sudut kiri atau agak ke kanan. Setiap sudut pandang atau angle kamera dapat menghasilkan 'rasa' yang berbeda-beda terhadap sebuah obyek. Kreatiflah!

4 . Latar belakang.
Pilihlah latar belakang yang tidak lebih menarik perhatian ketimbang obyek utamanya. Pilih juga latar belakang yang tidak mengganggu komposisi keseluruhan dari sebuah foto. Atau sekalian saja latar belakangnya dibuat kabur atau buram dengan pemilihan ruang tajam.

5 . Mengarahkan.
Apabila anda merasa sang obyek tidak berada atau berpose seperti apa yang ada dibenak anda, arahkanlah sesuai keinginan, baik itu untuk obyek benda mati atau model manusia. Anda berhak untuk mengarahkan agar hasil akhirnya bisa sebagus yang diharapkan, lagipula anda adalah sutradara didalam sesi pemotretan.

Sedikit kesabaran dan keinginan untuk belajar dapat membuat anda bisa menghasilkan foto-foto yang lebih layak dilihat tapi tidak harus membuat kita menjadi seorang fotografer profesional terlebih dahulu.

Sebab sejatinya memotret itu adalah,
"Belajar mengasah kepekaan rasa terhadap keindahan di sekeliling kita lalu membingkai keindahan tersebut lewat jepretan kamera."

Semoga membantu.



Foto : Tukangpoto






Rabu, 14 Oktober 2009

Blog Action Day : Kantong Plastik

Hari ini blog fotografer jurnal ikut berpartisipasi dalam blog action day, yaitu even sedunia di mana para blogger menyuarakan satu tema, yaitu Climate Change atau perubahan iklim. Dengan harapan agar para pembaca lebih aware dan concern akan isu penyelamatan lingkungan hidup bumi tempat tinggal kita tercinta ini.

Teringat ketika saya kecil dulu, di mana saya begitu menikmati ritual sehari-hari ikut ibu saya berbelanja ke pasar. Salah satu hal yang saya ingat betul yaitu ibu selalu membawa keranjang belanja sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh hampir semua ibu-ibu lain yang juga belanja di pasar yang sama. Walaupun sekarang sebagian ibu-ibu di pasar tradisional masih melakukan hal yang sama, namun harus diakui bahwa sebagian besar fungsinya sudah tergantikan oleh kantong plastik atau plasti kresek.

Pasar modern atau supermarket lah yang mempelopori maraknya penggunaan kantong plastik ini. Selain murah, ringan, praktis, elastis, relatif kuat, kedap air dan mudah dibuang. Nah kantong plastik yang mudah dibuang kalau sudah tidak terpakai inilah yang sekarang menjadi masalah.

Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan oleh penduduk dunia dalam 1 tahunnya. Sudah begitu material yang digunakan untuk membuat kantong plastik termasuk bahan undegradable atau tidak bisa terurai dengan mudah. Perlu waktu sampai 500 tahun agar bahan kantong plastik ini bisa menyatu dengan tanah. Bisa dibayangkan sampah-sampah dari kantong plastik ini mencemari tanah, air tanah, sungai dan laut sehingga efeknya bisa langsung membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia juga mahluk hidup lainnya.

Oleh karena itu saya ingin mengajak teman-teman untuk ikut mencontoh gaya ibu-ibu tradisional saat berbelanja ke pasar, yaitu dengan dengan membawa keranjang belanja sendiri menjadi sebuah trend baru. Baik untuk belanja di pasar becek maupun di swalayan. Selain dapat mengurangi sampah kantong plastik dan juga ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan lingkungan. Ayo! katakan tidak pada kantong plastik.



Sumber foto
.

Selasa, 13 Oktober 2009

detikcom : Pemenang Blog Award Minggu Kedua Oktober 2009

title : Pemenang Blog Award Minggu Kedua Oktober 2009
summary : Tim Internet Sehat telah memilih tiga pemenang untuk kategori mingguan Internet Sehat Blog Award 2009. Andakah yang menang? Simak di detikINET. (read more)

Sabtu, 10 Oktober 2009

Tips mengarahkan gaya pada seorang model

Sebagai seorang fotografer kadang susah-susah gampang memang jika kita harus mengutarakan keinginan kita kepada seorang model yang awam tentang bagaimana dia harus berekspresi atau harus berpose dalam satu photo session sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Lain halnya dengan model profesional, kita beri instruksi sedikit selebihnya dia bisa berimajinasi sendiri.

Tapi menurut pengalaman, ada panduan yang bisa kita ikuti agar jalannya sesi pemotretan, khususnya yang menyangkut hal mengarahkan gaya seorang model bisa dilalui dengan lancar. Berikut panduannya :

1. Senyum.
Ini adalah modal utama ketika kita bertemu dengan seseorang agar merasa dihargai dan memperlancar langkah selanjutnya. Jangan berharap banyak jika kita menghadapi seorang model dengan ekspresi yang tidak bersahabat.

2 . Santai.
Usahakan agar anda bisa membuat suasana senyaman mungkin, hal ini bisa membangkitkan mood sang model untuk berekspresi lebih jauh. Sedikit musik bisa membantu.

3 . Komunikasi.
Berjabat tangan dan memperkenalkan diri anda merupakan langkah awal yang baik. Tanyakan hal-hal kecil yang berkaitan dengan si model: tinggal di mana, kegiatan sehari-harinya, atau tentang minatnya. Cara ini berguna untuk mencairkan suasana dan membuatnya merasa lebih leluasa untuk bereksplorasi. Dan trik ini selalu berhasil.

4 . Percaya diri.
Berkenaan dengan fotografer, sikap percaya diri dan yakin dengan apa yang dilakukan mutlak diperlukan. Jangan sampai anda terlihat bingung dan tidak yakin di depan model. Arahkan model dengan suara yang jelas dan ramah. Berikan pose atau gaya yang sesuai dengan bentuk tubuh sang model. Jangan paksakan sebuah pose jika hal itu membuat model merasa tidak nyaman.

5 . Pujian.
Berikan pujian yang tulus ketika sang model berhasil menterjemahkan keinginan anda. Tapi juga jangan terlalu berlebihan seperti hanya berbasa-basi.

6 . Ekspresi sendiri.
Tawarkan kepada si model untuk berekspresi atau bergaya sesuai imajinasinya sendiri. Biasanya ekspresi yang keluar dari si model sendiri kadang jauh lebih ekspresif dan lebih spontan.

Ok, segitu dulu. Silahkan ditambahkan atau disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Lagipula lain model pasti lain juga cara pendekatannya.



Desain grafis : Donny
Foto : Tukangpoto

Rabu, 07 Oktober 2009

Photoshop is the King



Apa pendapat anda setelah menyaksikan tayangan di atas? Bahwa photoshop dapat melakukan apa saja terhadap sebuah hasil foto. Bahwa kita bisa memanipulasi hasil foto sampai sejauh batas imajinasi kita dan dunia fotografi tidak seperti dulu lagi. Semua dapat dilakukan hanya dengan mengklik sebuah tetikus.

Teman wanita saya yang berbadan subur dan masih singel pernah merombak foto dirinya di sana-sini dengan menggunakan photoshop sampai jadi langsing lalu mengirimkan fotonya ke salah satu situs jejaring sosial tempat dia menjadi anggota. Saya jadi bingung kepalsuan atau persahabatan yang dia tawarkan?

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi membawa kemudahan di segala bidang, termasuk fotografi. Dan tidak munafik saya juga menikmatinya. Tapi jangan sampai kita lalu melupakan esensi dari fotografi itu sendiri, yaitu melukis dengan cahaya bukan dengan photoshop. Saya sendiri lebih suka menyebutnya dengan digital imaging daripada fotografi digital. Lalu bagaimana dengan pendapat teman-teman?

Minggu, 04 Oktober 2009

Tips membeli kamera DSLR yang tepat

Ada banyak faktor yang ikut menentukan ketika kita hendak membuat pilihan untuk membeli sebuah kamera DSLR. Sebab ada berbagai merk dan tipe, entry level maupun advance, yang pastinya sih bakalan ngebingungin banget.

Agar nanti kamera DSLR yang dipilih sesuai benar dengan kebutuhan kita dan nggak mubazir, saya coba kumpulkan faktor-faktor yang biasanya menjadi penentu pilihan kita :

1. Harga. Inilah faktor paling utama penentu akan seperti apakah tipe maupun merk kamera DSLR yang akan kita miliki nanti. Seberapa canggih keinginan dan tipe kamera yang anda pilih, budget yang kita milikilah yang menentukan.

2 . Kegunaan. Atau untuk kebutuhan apakah anda membeli kamera DSLR; apakah untuk menyalurkan hobi baru, mendapat tugas menjadi bagian dokumentasi di kantor, memperlancar pekerjaan sebagai fotografer liputan dan jika kebutuhan anda masih bisa tercukupi dengan kamera saku tentunya membeli sebuah kamera DSLR bukan merupakan sebuah keharusan. Bukan hanya akan lebih merepotkan anda karena harus belajar menguasainya juga akan memberatkan karena ukurannya yang lebih besar dari kamera point and shoot biasa.

3 . Spesifikasi. Kalau faktor ini yang menentukan berarti anda sudah berminat untuk mendalami kegunaan dan kelebihan dari kamera DSLR yang tidak lagi sekedar bidik dan jepret. Apakah anda butuh kamera dengan speed yang lebih tinggi karena ingin mendalami foto olah raga, resolusi yang besar karena akan sering mencetak dengan ukuran yang besar, rating ISO lebih tinggi karena bertugas motret konser musik atau pertunjukkan panggung dan lain-lain.

Sebenarnya ketiga faktor di atas adalah faktor yang paling menentukan dari keputusan anda untuk memilih dan membeli kamera DSLR. Tapi jika saya harus menambahkan faktor yang paling sering menjadi bahan pertimbangan lainnya maka pilihannya adalah :

4 . Resolusi. Banyak orang salah pengertian tentang kata resolusi atau megapixel ini. Kebanyakan orang menganggap kalau sebuah kamera memiliki ukuran megapixel lebih besar maka gambar yang dihasilkan akan lebih baik. Padahal jika kita hanya akan kebanyakan mencetak hasil foto dalam ukuran post card, besaran megapixel yang ada di kamera saku pun sudah mencukupi. Ukuran megapixel yang besar baru diperlukan jika kita harus mencetak dalam ukuran lebih besar dari 60 cm x 40 cm. Atau anda adalah seorang profesional yang seringkali mencetak dalam ukuran besar dari hasil cropingan foto.

5 . Aksesoris. Pilihan ini juga bisa berarti anda akan berinvestasi di satu merk kamera atau sudah memiliki satu merk tertentu sebelumnya, dan memutuskan untuk melengkapi kebutuhan dari merk tersebut.

6 . Kebutuhan masa depan. Apakah anda akan menggunakan kamera tersebut sampai 5 atau 6 tahun kedepan? Karena teknologi kamera DSLR adalah teknologi yang tidak cepat usang dimakan waktu, tidak seperti misalnya teknologi pada telepon genggam yang cepat sekali berganti. Kecuali ada loncatan teknologi baru seperti ketika peralihan dari kamera analog ke kamera digital. Atau mungkin nanti ketika kamera DSLR yang menggunakan rana atau shutter digantikan oleh teknologi kamera telepon genggam dengan hasil yang sama kualitasnya.

Jadi semua keputusan ada di tangan anda, pikirkan baik-baik agar nantinya pilihan anda tidak menjadi sia-sia. Selamat berburu!