Kamis, 31 Desember 2009

Tips memotret kembang api


Di malam pergantian tahun ini banyak sekali momen-momen yang bisa kita abadikan untuk menjadi kenang-kenangan di tahun berikutnya. Kembang api adalah salah satu obyek yang paling menarik untuk di foto.

Berikut ada tips yang mudah-mudahan dapat memaksimalkan hasil pemotretan kembang api anda :

1 . Gunakan tripod.
Tripod sangat membantu anda untuk menghindari guncangan pada kamera ketika memotret, juga untuk menghindari hasil yang kabur atau blur pada foto anda. Jika merasa repot kalau harus membawa tripod, anda bisa mencari tempat yang cukup kokoh untuk menempatkan kamera anda , misalnya; pagar tembok, tempat duduk, tempat sampah dan lain-lain.

2 . Gunakan lensa sudut lebar.
Set lensa zoom kamera saku anda ke sudut yang lebih lebar, sebab kita tidak akan tahu ke mana kembang api nya akan mengarah, jadi lebih baik jika kita mengantisipasi untuk cakupan pemotretan yang lebih luas dan kita bisa mengkomposisi ulang di komputer.

3 . Gunakan fokus manual.
Set pengaturan autofokus pada kamera anda ke manual lalu setting kepada fokus tak terhingga atau infinity, sehingga seluruh obyek dalam frame foto anda akan menjadi jelas.

4 . Gunakan ISO rendah.
Paling tidak anda dapat mensetting ISO kamera anda ke ISO 100 agar bisa menghindari 'noise' atau bintik-bintik mengganggu pada hasil foto anda yang biasanya muncul pada pemotretan di keadaan gelap.

5 . Gunakan speed lambat.
Karena yang menjadi obyek pemotretan kita adalah cahaya yang berpendar dilatari langit hitam maka sebaiknya kita menggunakan speed lambat agar dapat menangkap gerakan kembang apinya sampai tuntas, biasanya di set dalam kecepatan 1 detik atau lebih lambat. Bereksperimenlah!

6 . Kesenangan dan kegembiraan.
Janganlah melupakan unsur kesenangan dan kegembiraan dalam memotret di malam pergantian ke tahun yang baru ini, sebab yang paling penting adalah anda bisa menikmati suasana keceriaannya.

Ok, selamat memotret dan selamat tahun baru.
Salam jepret!



Sumber foto

Selasa, 29 Desember 2009

Peluang usaha Blueray Shop


Ketika iseng jalan-jalan ke ITC Roxy Mas, yang memang tidak jauh dari rumah saya, hanya sekedar untuk melihat-lihat siapa tau ada yang bisa dijadikan bahan tulisan di blog saya, tidak sengaja saya melihat sebuah usaha yang unik dan tidak berhubungan langsung dengan bisnis hand phone yang memang menguasai sekitar 90% usaha di dalam gedung tersebut.

Ketika melihat dari dekat, ternyata sebuah usaha sablon digital. Bertempat di pinggiran dekat tangga jalan, tidak banyak makan tempat, hanya terdiri dari rak kaca untuk display produk, seperangkat komputer dan printernya serta 3 buah alat pres untuk menyablon atau mencetak di atas kaos, mug, dan pin.

Saya pikir cukup jeli juga mereka menangkap peluang usaha didasarkan atas kemudahan memotret lewat hand phone, karena yang dijadikan display dan contoh produk merupakan hasil potretan menggunakan hand phone yang disablon di atas media yang mereka sediakan tadi.

Tertarik dengan peluang usaha dibidang sablon digital ini, saya mulai mencari-cari informasi terkait lewat internet. Tidak usah berlama-lama browsing, saya malah sudah dikirimi informasi tentang usaha ini dari penerbit iklan PPC yang saya ikuti. Informasinya mengarah ke website bernama bluerayshop.biz. Di dalamnya tersedia semua informasi mengenai usaha sablon digital, mulai dari penyediaan bahan baku sampai paket-paket usaha sablon yang bisa dimiliki dan disesuaikan dengan budget yang kita sediakan.

Mereka juga bisa meyakinkan saya soal tinta sablon yang digunakan. Bahwa mereka menggunakan tinta sablon khusus buatan Korea yang berkualitas tapi tetap terjangkau dari segi harga. Sehingga nantinya produk sablon digital yang kita jual pun bisa memiliki harga jual yang tidak mahal. Saya pun sudah mengecek kebenaran soal tinta sablon tadi di ITC Roxi Mas seperti yang sudah saya ceritakan di atas.

Sepertinya hilang sudah keraguan saya akan masa depan usaha ini, tinggal memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan modal untuk memulai bisnis ini.

Bagi teman-teman yang sedang mencari peluang usaha dengan modal yang terjangkau, sepertinya usaha sablon digital dari Blueray Shop ini patut dicoba.



Sumber foto

Minggu, 27 Desember 2009

Motivasi blog fotografer jurnal


" Mas, kok foto saya jadinya nggak seperti foto displaynya?"
" Kalo mau beli kamera digital itu bagusnya yang berapa megapiksel ya mas?"
Pertanyaan di atas adalah sedikit dari pertanyaan yang paling sering diajukan oleh para klien sewaktu saya masih aktif menjadi fotografer studio. Jika klien tersebut menanyakan pada orang yang mengerti mungkin akan mendapat jawaban yang memadai. Tapi setau saya mereka lebih sering bertanya kepada orang yang tidak tepat atau yang lebih suka menyembunyikan kebenaran demi kepentingan sendiri. Seperti jika anda bertanya kepada penjaga toko kamera, pastinya dia akan menyarankan anda untuk memilih kamera dengan megapiksel yang lebih besar, padahal itu sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan anda.

Dari hal-hal seperti di ataslah saya jadi termotivasi untuk menulis serta berbagi pengalaman tentang hal-hal yang praktis mengenai fotografi. Hal-hal yang seharusnya sudah dapat diapresiasi oleh umum karena memotret sudah semakin memasyarakat , apalagi harga handphone berkamera semakin terjangkau menjadikan kegiatan memotret bukan sesuatu hal yang mewah lagi. Ditambah kegiatan menulis bukanlah sesuatu yang asing bagi saya, walaupun hanya sebatas menulis di buku harian atau notulen meeting di tempat kerja.

Dan ketika mengenal blog, rasanya motivasi saya untuk mulai menulis seolah mendapat media penyaluran yang tepat. Blog sebagai tempat menulis dan dibaca banyak orang. Yang tadinya kita terbiasa menulis untuk diri sendiri, akhirnya tulisan kita jadi bisa bermanfaat ketika orang lain ikut membaca.

Saya merasa kegiatan menulis ini, dapat menjadikan orang-orang di sekitar kita sebagai masyarakat pembelajar dan jadi lebih aktif mempelajari sesuatu daripada hanya jadi penonton televisi yang pasif. Banyak peluang-peluang yang dapat diciptakan dari kegiatan menulis ini, seperti mendapat penghasilan secara online, memasarkan sebuah kegiatan usaha, serta bisa memberdayakan potensi ekonomi rakyat lewat menulis di internet.

Kembali ke bidang saya semula, yaitu fotografi, saya berharap agar orang-orang bisa banyak belajar dan lebih dapat melihat kenyataan yang positif yang dapat digali serta dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari.

Jadi, nggak ada ruginya menulis, menulis dapat membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik. Marilah menulis Indonesia!



Artikel ini diikutsertakan dalam kontes menulis yang diadakan oleh Indonesia Menulis yang diSponsori oleh:
01. Sawa Sanganam
02. Mbak Diah
03. Bujang Rimbo
04. Ahmad Sofwan
05. WP Template Gratis
06. Khairuddin Syah
07. Reseller Indobilling
08. Ardy Pratama
09. Hangga Nuarta
10. Abdul Cholik
11. Herman Yudiono
12. Aldy M Aripin



Sumber foto

Selasa, 22 Desember 2009

Tips photowalking

Ada blogwalking, ada juga photowalking. Apa itu photowalking? Photowalking adalah jalan-jalan sambil membawa kamera lalu motretin obyek-obyek yang menarik menurut si empunya kamera.

Bedanya dengan fotografi jalanan? Jika fotografi jalanan biasanya mempunyai tujuan khusus, seperti; memotret karnaval, memotret demonstrasi, atau memotret di dalam sebuah bus tanpa menarik perhatian, kalau photowalking cenderung pada kegiatan refreshing sambil membawa kamera kalau-kalau ada momen atau obyek yang menarik untuk difoto.

Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk ber-photowalking?

1 . Sepatu atau sandal yang nyaman.
Gunakan sepatu atau sandal yang selalu menemani anda waktu bepergian jauh karena biasanya akan lebih nyaman dipakai dan tidak menimbulkan lecet. Dan jangan menggunakan alas kaki yang masih diragukan 'track record' nya.

2 . Kartu memori tambahan.
Sebenarnya jika hanya ingin membawa satu kartu memori juga tidak apa-apa, tapi menjaga kalau ada obyek yang menarik yang butuh banyak jepretan atau jika tiba-tiba kartu memori yang satunya error, tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga lagi pula nggak ngerepotin kan.

3 . Batere tambahan.
Tau kan gimana rasanya kalo sedang asyik-asyiknya motret lalu tiba-tiba batere kameranya habis, jadi nggak ada salahnya membawa batere ekstra untuk berjaga-jaga. Saran saya, gunakan batere recharge, soalnya kamera digital sekarang mengkonsumsi banyak sekali tenaga.

4 . Tas yang nyaman.
Untuk membawa seluruh peralatan anda, gunakan tas yang kuat dan kalau bisa anti air, takut nanti turun hujan atau tidak sengaja terciprat air. Kalau bisa juga yang dapat dengan mudah untuk mengeluarkan kamera . Pokoknya tas yang bisa memenuhi kebutuhan anda sekaligus untuk melindungi kamera.

5 . Teman untuk menemani.
Tergantung dari sifat masing-masing orang, ada yang lebih nyaman pergi sendiri, ada juga yang lebih senang ditemani. Tapi dengan adanya teman kita jadi merasa lebih santai, bahkan seorang teman bisa jadi guide untuk mengamati obyek yang menarik sekaligus menjadi teman ngobrol di perjalanan.

Gimana, sudah siap ber-photowalking?



inspirasi artikel

sumber foto


Minggu, 20 Desember 2009

Ngeblog untuk berbagi



Semenjak duduk di bangku SMP, saya memiliki buku harian tempat saya mengeluarkan segenap perasaan dalam bentuk tulisan dan juga untuk merekam kagiatan-kegiatan yang saya lakukan sehari-hari. Kegemaran saya menulis di buku harian pastilah terjadi karena imbas dari kesukaan saya akan membaca. Kalau dulu membeli majalah, tidak ada artikel dalam majalah tersebut yang tidak saya baca.

Ketika mengenal blog dari internet, saya pikir ini bisa menjadi media yang ideal bagi saya yang suka menulis, mengungkapkan pikiran serta ide-ide untuk bidang pekerjaan saya yaitu fotografi. Sampai sekarang sudah banyak manfaat yang saya rasakan dari kegiatan ngeblog ini, tapi kalau harus membaginya ke dalam hal yang paling pokok, saya memilih untuk membaginya ke dalam 3 bagian yang paling utama, yaitu :

1 . Aktualisasi diri.
Ngeblog membuat saya dapat menjabarkan apa yang ada dalam pikiran saya ke dalam bentuk tulisan secara runtut. Ide-ide, kejadian-kejadian, pengalaman yang berguna bisa terdokumentasikan dengan baik, dan bisa dibaca lagi kalau-kalau kita membutuhkan informasi yang terkandung di dalamnya.

2 . Menambah ilmu.
Dengan seringnya kita berada di depan komputer, berinteraksi lewat internet, tentunya ilmu pengetahuan dan wawasan kita dengan sendirinya ikut bertambah. Seluk beluk tentang blog, marketing lewat internet, cara berbisnis secara online, belum lagi artikel-artikel yang biasanya hanya kita baca dari majalah atau koran semuanya tersedia di internet dan blog teman teman. Tinggal bagaimana kita ingin memanfaatkan dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Pokoknya semua ada di dunia blog dan saya akui internet adalah masa depan serta akan sangat berperan dalam kehidupan kita sehari-hari. The way of the future.

3 . Bersosialisasi.
Karena blog saya bukan berisi curhatan kehidupan sehari-hari melainkan tentang lingkup fotografi berisi tips-tips, pengalaman pribadi menyangkut fotografi serta pengetahuan umumnya maka akan lebih bermanfaat jika blog ini juga dibaca oleh orang lain. Mulailah saya mensosialisasikan blog saya, karena kegiatan ini mulai bertambahlah teman-teman saya. Walaupun hanya teman di dunia maya tapi mereka adalah pribadi-pribadi yang nyata sejauh mereka melakukan kegiatan ini berdasarkan niat yang baik dan mau saling jujur. Saya jadi kenal nakjaDimande, bundo yang suka puisi, mas kyai blog Guskar yang senang berbagi buku, pakde Kholik yang suka berbagi hadiah dan mengaku hidupnya lebih berwarna-warni karena ngeblog serta kang Yayat yang gemar mengutak-atik Joomla sambil bagi-bagi buku dan teman-teman yang lainnya.

Tapi kalau mau dirangkum dari semua manfaat ngeblog yang utama adalah berbagi. Blog kita menjadi lebih bermanfaat karena kita membagikan apa yang kita miliki kepada yang lain. Apakah itu pengetahuan, pengalaman, bingkisan tali asih atau walau hanya sekadar komentar atas sebuah tulisan. Knowledge is about sharing.

Tulisan ini saya buat demi memeriahkan acaranya kang Yayat Arkasala dalam peluncuran Leysbook nya.



Sumber foto

Sabtu, 19 Desember 2009

Kodachrome discontinued

Ketika Kodak pertama kali memperkenalkan Kodachrome pada tahun 1935, film ini langsung menjadi film slide warna yang pertama kali sukses secara komersial.

Tapi permintaan akan film slide dan film konvensional sejenis lainnya mulai berkurang selama sepuluh tahun belakangan ini karena fotografi digital yang mulai memasyarakat. Ketika dihentikan produksinya pada bulan Juni tahun 2009, penjualan film slide Kodachrome hanya tinggal kurang dari 1% dari seluruh pendapatan.

Produksi dan proses dari Kodachrome sendiri sekarang sudah mulai mengalami kesulitan. Pada kenyataannya hanya tinggal satu lab prosesor yang menerima proses cuci cetak untuk film Kodachrome ini di Amerika Serikat ketika produksi film ini dihentikan.

Sayang sebenarnya, selalu ada sesuatu yang magical tentang film konvensional dan warna-warna cerah yang tidak bisa tergantikan.



Sumber berita

Jumat, 18 Desember 2009

Sexy itu indah

Sexy itu indah, tidak ada yang meragukan hal itu. Tapi definisi sexy itu sendiri juga tergantung dari masing-masing individu. Begitu juga bagi fotografer bisa jauh berbeda dari yang satu dengan yang lain. Tapi ada asumsi yang bisa jadi rujukan. Untuk definisi sexy bagi para fotografer laki-laki yaitu; cantik, langsing, luwes, enak untuk diajak berkomunikasi dan mudah diarahkan untuk berpose sesuai keinginan fotografer.

Menjadi kegembiraan tersendiri bagi fotografer ketika harus melayani klien yang masuk dalam definisi sexy tadi. Mengapa?

1 . Ketertarikan yang alami pada hal-hal yang bagus, cantik, indah, sexy sudah ada dalam diri tiap manusia.

2 . Eksplorasi bisa lebih dimaksimalkan. Ingin diberi pose yang bagaimanapun, teknik lighting sedramatis apapun, klien sexy pasti selalu enak dilihat.

3 . Kemungkinan lain. Jika memang sesuai dengan kriteria sang fotografer klien sexy tersebut bisa di beri tawaran untuk menjadi model di proyek pribadinya atau menjadi model untuk display foto studio yang bersangkutan.

Tapi sebagai fotografer yang profesional, kita tetap haruslah menjunjung tinggi keprofesionalan kita dalam bekerja dengan tidak mencampuradukan hasrat pribadi dan tetap melayani berbagai tipe klien dengan sopan serta menghormati tujuan utama seorang klien yang datang ke studio kita yaitu untuk membuat foto yang terbaik bagi dirinya.



Foto : tukangpoto

Kamis, 17 Desember 2009

Resign

Ketika resign dari studio foto tempat saya bekerja semenjak saya masih bujangan, menikah, sampai punya anak 2 selama 8 tahun bekerja, pada tahun 2004 kemarin, hati saya masih tetap diliputi tanda tanya. Di satu sisi saya senang bisa mendapat tanggung jawab yang lebih besar di tempat kerja saya yang baru, di sisi lain saya bertanya-tanya sepertinya tempat kerja saya yang lama dengan senang hati dan sukarela melepaskan saya.

Selidik punya selidik ternyata di studio konsep baru yang sedang mereka persiapkan saya tidak akan diikut sertakan dalam jajaran tukang fotonya. Mengapa ? Karena saya selalu saja mempertanyakan soal kesejahteraan karyawan pada atasan saya. Kita yang sudah dengan loyal menjadi karyawan selama 8 tahun dan menyumbang kekayaan kepada pemilik studio tentunya berhak dong atas tunjangan kesejahteraan yang lebih baik. Jadi sebuah kebetulan yang menguntungkan mereka saya resign dengan sukarela.

Kabarnya juga nanti karyawan studio konsep baru tersebut akan terikat kontrak selama 2 tahun. Bahkan teman-teman yang sudah lama menjadi karyawan tetap ya mau-maunya jadi terikat kontrak pula. Pernah saya membaca draft ikatan kontrak kerja milik seorang karyawan baru yang isinya tentu saja lebih menguntungkan pihak perusahaan. Selama ini saya belum pernah membaca surat ikatan kontrak kerja yang mendudukan karyawan sebagai mitra kerja yang saling menguntungkan. Apakah memang seperti itu ya kondisi di kebanyakan perusahaan di Indonesia?

Saya sih bisa maklum, mungkin ini hanya sebuah keputusan bisnis semata, tidak lebih tidak kurang. Lagipula manajemen studio foto ini masih menerapkan manajemen keluarga, walaupun bisnis studio foto mereka merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Tapi yang sudah ya sudahlah, saya hanya ingin berbagi pengalaman di sini. Dan tentunya masih banyak jalan lain menuju Roma,bukan?

Senin, 14 Desember 2009

Fotografi bukan mie instan

Artikel ini adalah sebuah cerita lucu tentang Pakde saya yang mencoba menguasai fotografi hanya dalam waktu satu malam.

Waktu itu Pakde sekeluarga menginap di rumah kami karena akan menghadiri acara pelantikan Taruna AKABRI di Istana Negara, sementara rumahnya Pakde sendiri berada di Bandung. Betapa gembiranya Pakde karena anaknya ada yang mengikuti jejaknya menjadi anggota angkatan bersenjata. Kami sekeluarga memang memiliki darah veteran mengalir dalam tubuh kami.

Sehari sebelum pelantikan, datang lagi kerabat kami yang lain sambil membawa kamera SLR analog berlensa tele dan menyarankan agar Pakde menggunakan kamera tersebut untuk memotret acara pelantikan anaknya besok. Jadilah Pakde diajari cara menggunakan kamera tersebut melalui metode SKS ( Sistem Kebut Semalam ). Saya sendiri yang waktu itu belum mendalami fotografi sangsi apakah Pakde bisa menjalankan tugas tersebut.

Esoknya, pagi-pagi kami serombongan sudah tiba di Istana Negara. Hanya kedua orang tua Taruna AKABRI yang akan dilantik yang diperbolehkan masuk. Dengan gagah sambil mencangklong kamera SLR telefoto, Pakde dan Bude masuk ke dalam istana. Kami, para sanak saudara menunggu di pelataran MONAS sambil leyeh-leyeh melepaskan penat. Setelah acara pelantikan usai, kamipun diperkenankan masuk melalui sisi istana untuk acara ramah tamah dan foto-foto. Kami juga membawa kamera saku yang dipergunakan untuk dokumentasi keluarga.

Sesampai di rumah, kamera dibawa ke tukang cuci cetak untuk diproses. Betapa kagetnya kami ketika diberitahu bahwa filmnya blank, belum terpakai. Menurut analisa tukang cuci cetak ada kemungkinan filmnya ' tidak nyangkut '. Dari sini saya jadi belajar bahwa jika ingin memperoleh hasil yang baik, semua harus dijalani melalui proses. Tidak bisa instan seperti kita membuat mie instan, tinggal rebus lalu nikmati.



Sumber gambar

Sabtu, 12 Desember 2009

Tips merawat kamera DSLR


Ketika kamera SLR analog pertama saya tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, baru saya sadar kalau saya sudah tidak melakukan perawatan yang seharusnya dilakukan pada sebuah kamera. Tidak seperti ketika masih baru, setiap hari pasti dilap sampai mengkilap. Tapi ketika kesibukan dan pekerjaan sehari-hari sudah menyita waktu, maka perawatan rutinpun terabaikan.

Tips perawatan kamera di bawah ini tidak hanya berlaku pada kamera DSLR, tapi dapat diaplikasikan pada semua jenis kamera :

1 . Merawat bodi kamera.
Bersihkan bagian luar bodi kamera dengan kain yang lembut, gunakan blower untuk menyingkirkan debu yang menempel di sudut-sudut. Pembersihan bagian dalam dimulai dengan menggunakan blower, lalu blower brush untuk kotoran yang membandel, me-lock up mirror ke atas jika ingin memblower bagian sensor. Saya tidak merekomendasikan anda untuk membersihkan sendiri jika ada kotoran yang membandel di bagian sensor kamera karena sensor adalah bagian yang sangat sensitif.

2. Merawat lensa.
Jangan menyentuh bagian optis lensa dengan jari, pasang selalu filter pelindungnya atau gunakan lens hood. Pasang selalu tutup lensa jika tidak sedang digunakan untuk mengurangi resiko debu menempel. Jika ingin membersihkan lensa, gunakan blower terlebih dahulu, lalu lens brush, baru lens cloth jika ada bekas jari yang menempel.

3. Merawat batere.
Jangan mencharge batere secara berlebihan, segera cabut jika sudah penuh. Lepaskan batere dari dalam kamera jika sedang tidak digunakan, usahakan agar hanya memakai batere original.

4 . Merawat kartu memori.
Biasakan untuk menyimpan kartu memori di dalam casingnya agar terhindar dari debu, terpapar benda bermedan magnet dan memperpanjang umur kartu memori.

5 . Penyimpanan kamera.
Jika memiliki dana lebih dapat dipertimbangkan untuk memiliki drybox yang menggunakan alat pengatur kelembaban sebagai tempat penyimpanan kamera atau cara hemat seperti saya, simpan kamera di dalam plastik ber-clip yang diberi silica gel, simpan di tempat kering dan jauhi benda-benda bermagnet.

Dengan cara seperti ini mudah-mudahan peralatan fotografi anda bisa lebih awet dan berumur panjang.



Sumber foto

Rabu, 09 Desember 2009

Pas foto


Kemarin malam, saya mencetak klise pas foto ke dua anak saya di kedai pas foto langganan kami. Sejak saya menikah, di kedai itulah kami selalu membuat pas foto untuk berbagai keperluan. Lho kok manual? Katanya tukang poto sekarang sudah beralih ke digital? Tidak tau kenapa, ekspresi wajah pas foto kami kok rasanya lebih pas justru yang dibuat dengan kamera analog atau menggunakan klise. Jadilah kami pelanggan setia dari kedai pas foto tersebut.

Kata istri saya, kedai tersebut sudah ada semenjak dia masih kanak-kanak dan memang kedai tersebut terkenal karena spesialisasinya di bidang pas foto. Pas foto kok spesialisasi? Maksudnya lebih banyak orang datang karena memang sengaja ingin membuat pas foto daripada membeli bingkai misalnya.

Tadinya saya juga tidak begitu peduli, tapi karena sekarang saya menulis artikel atau ngeblog tepatnya, makanya saya mulai memperhatikan lebih jauh. Bapak pemilik kedai tersebut sudah mulai memutih rambutnya di sana-sini, tapi masih sigap ketika melayani pelanggannya. Menggunakan sebuah kamera SLR film yang dikokang, 1 buah lampu flash slave unit ditambah sebuah tripod dan reflektor payung, background standar berwarna merah dan biru plus layanan kilat, foto selesai dalam 1 jam.

Berarti sekarang terbukti, teori yang mengatakan bahwa jika ada teknologi yang baru, tidak serta-merta yang lama langsung mati. Seperti ketika televisi ditemukan, tidak secara otomatis radio tersingkirkan, ketika mobil mulai berseliweran, sepeda dan delman masih tetap setia melayani penggemarnya. Demikian pula ketika fotografi digital mulai memasyarakat, yang analog, walaupun relatif sedikit, masih tetap punya penggemar, saya salah satunya.



Sumber foto

Senin, 07 Desember 2009

Tips memotret aksi dan olah raga

Dalam memotret foto aksi dan olah raga adalah sangat krusial untuk dapat menangkap momen-momen bagus yang hanya terjadi dalam waktu sepersekian detik. Jika anda sudah menguasai teknik fotografi ini maka akan sangat membantu jika anda ingin memotret jenis fotografi lainnya seperti; fotojurnalisme, candid wedding, fotografi jalanan dan lain sebagainya.

Tips di sini mungkin bisa sedikit membantu anda :

1 . Gunakan lensa yang tepat.
Mau tidak mau anda harus menggunakan lensa telefoto untuk dapat mempraktekkan teknik fotografi ini dengan nyaman. Sebab tidak mungkin anda memotret aksi dari sebuah olah raga dalam jarak dekat. Untuk pemula, kita bisa menggunakan lensa 80-200mm atau dengan lensa yang lebih panjang.

2 . Gunakan Monopod.
Penggunaan Monopod bisa lebih praktis dan mobile mengikuti aksi daripada Tripod yang akan sedikit merepotkan, tidak praktis dan makan tempat. Sebuah Monopod akan mengurangi goyangan kamera dan mengurangi beban berat kamera.

3 . Penuhi bingkai anda.
Penuhi frame foto anda dengan foto aksi yang menarik perhatian dan dengan momen yang tidak mudah terlupakan.

4 . Tangkap emosi obyek.
Dalam foto aksi dan olah raga sangat menarik jika kita bisa menangkap ekspresi dan emosi obyek ketika sedang melakukan aksinya.

5 . Momen yang tepat.
Bola yang sedang ditendang dalam pertandingan sepak bola, motor yang sedang jumping dalam atraksi motorcycle, aksi smash tajam dalam pertandingan bulu tangkis adalah momen-momen yang tepat untuk diabadikan pada masing-masing cabang olah raga sehingga bisa menghasilkan foto-foto yang dramatis.

6 . Gunakan shutter speed.
Anda bisa berkreasi dengan shutter speed yang tinggi ketika ingin membekukan gerakan aksi olah raga favorit anda atau menggunakan slow shutter speed untuk mendramatisasi pola gerakan seperti slow motion blur.



Sumber foto.

Sabtu, 05 Desember 2009

5 kebiasaan buruk dalam fotografi

Selama saya menjadi fotografer banyak hal-hal yang menjadi kebiasaan buruk para juru potret yang sebenarnya dapat dihindari jika mau memulainya sedari dini untuk menghindari kerugiannya lebih lanjut. Kebiasaan buruk itu biasanya :

1 . Tidak memeriksa kelengkapan peralatan.
Memang biasanya perlengkapan fotografi tersimpan dalam satu tas, tidak ada salahnya untuk men-cek kembali jika keesokan harinya ingin digunakan untuk pemotretan. Yang paling sering tertinggal adalah kartu memori yang lupa dikembalikan setelah mentransfer gambar ke komputer dan batere kamera yang sedang direcharge.

2 . Tidak memeriksa kembali setting di kamera.
Pernah suatu ketika kamera saya dipinjam seorang teman, beberapa jam sebelum acara pemotretan dimulai, saya iseng-iseng men-cek kembali settingannya, wuih ternyata berbeda 180 derajat dengan settingan yang saya pakai. Untung saya sempat men-cek nya kembali, coba kalau tidak...

3 . Terlalu bergantung pada Photoshop.
Saya tidak anti pada Photoshop, malah banyak terbantu karena kahadirannya. Tapi jangan sampai kemajuan teknologi digital menghapuskan kebiasaan baik kita untuk selalu teliti pada detail obyek foto kita dan tidak mentang-mentang semuanya dapat diperbaiki di Photoshop. Misalnya; pemasangan dasi yang kurang proporsional, sisiran rambut yang belum sempurna, lem bulu mata palsu yang copot pada ujungnya.
Lebih teliti pada saat pemotretan tentu akan menghemat waktu dan tenaga pada bagian editing.

4 . Mudah terpesona pada kamera baru.
Memang sesuatu yang wajar jika ada kamera baru dirilis, kita jadi ingin ikut memiliki. Tapi seperti kita tahu, dalam teknologi digital pasti nanti selalu saja ada yang baru menggantikan yang lama. Dalam hal ini tentunya lebih bijaksana jika kita menginvestasikannya pada peralatan yang lebih awet, variasi lensa misalnya.

5 . Menyalahkan peralatan,obyek foto atau keadaan.
Ketika kita memotret sebuah obyek dan hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, biasanya dengan mudahnya kita menyalahkan peralatan, obyeknya atau situasi. Ah, si modelnya mahal senyumnya, kalau saja lensa saya lebih tele, langitnya gelap karena kemarin motretnya keburu sore. Ingatlah teman, bahwa semuanya tergantung dari sang fotografer, the man behind the camera, dan bukan yang lain.



Sumber foto

Kamis, 03 Desember 2009

Tips fotografi jalanan

Fotografi jalanan atau street photography adalah kegiatan memotret realitas yang terjadi di jalanan secara apa adanya. Biasanya obyek-obyek atau momen yang direkam di jalanan terjadi dalam bentuk candid atau tidak mengetahui bahwa mereka sedang menjadi obyek sebuah foto. Justru di sinilah seninya, mereka berlaku jujur apa adanya dan tidak dibuat-buat. Sekali mereka tau bahwa mereka sedang difoto maka rusak sudah sebuah atmosfer kejujuran.

Banyak kejadian menarik atau momen keseharian yang unik yang dapat direkam sebagai obyek fotografi jalanan; anak-anak pulang sekolah, tukang ojek dengan penumpang seorang ibu yang membawa banyak belanjaan, perayaan 17 Agustusan, karnaval hari Kartini dan lain sebagainya.

Terima kasih kepada teknologi digital semuanya menjadi lebih mudah untuk dilakukan sekarang tak terkecuali bidang fotografi. Kamera saku atau kamera ponsel bukan menjadi halangan untuk melakukan kegiatan fotografi jalanan ini.

Berikut ada tips yang mudah-mudahan bisa membantu mengoptimalkan kegiatan fotografi jalanan anda :

1 . Bawalah barang seperlunya saja, agar memudahkan pergerakan anda jika ada momen bagus yang membutuhkan kesigapan.

2 . Jangan terlalu memusingkan masalah teknis, jepretlah segera momen-momen yang anda anggap bagus.

3 . Jangan berpenampilan terlalu mencolok, berbaurlah dalam setiap situasi.

4 . Selalu dalam keadaan siap, jangan lengah dan jangan memikirkan hal lain selain yang ada di hadapan anda.

5 . Cek dan ricek kamera anda agar selalu dalam keadaan siap jepret.

6 . Bersikaplah wajar dan santai, jangan bersikap seperti seorang fotojurnalis yang sedang dikejar deadline.



Sumber foto

Selasa, 01 Desember 2009

Paparazzi

Paparazzi adalah orang-orang yang memotret para selebritis secara candid atau tidak dalam keadaan siap untuk difoto atau tidak mengetahui bahwa dirinya sedang difoto. Kenapa saya katakan orang-orang, karena tidak terbatas hanya fotografer saja yang bisa melakukan pekerjaan Paparazzi, khalayak umum pun bisa. Misalnya : memotret selebritis ketika sedang berbelanja, sekedar berjalan-jalan, berenang atau berada di pantai. Kadang keberadaan para Paparazzi ini sangat mengganggu privacy para selebritis tersebut.

Sangat berbeda dengan mereka para fotojurnalis yang khusus memotret selebritis hanya pada even-even resmi atau khusus di mana mereka memang datang dalam keadaan siap untuk difoto.

Para Paparazzi ini biasanya bekerja sendiri atau independen dan tidak bergantung pada media-media besar yang memiliki bidang liputan berita yang sangat jauh berbeda dengan yang mereka kerjakan.

Paparazzi biasanya menjual hasil foto mereka kepada agensi. Banyak agensi-agensi khusus menerima hasil kerja para Paparazzi. Biasanya mereka ada di negara-negara barat khususnya di U.S. Agensi mencoba menjual foto-foto 'hangat' tersebut dalam 24 jam, mereka menawarkan kepada majalah dan tabloid-tabloid yang biasanya meliput artikel gosip-gosip seputar selebritis. Majalah dan tabloid ini juga berani memberikan harga tinggi pada foto-foto eksklusif dari artis yang sedang menjadi topik utama di media mereka. Sebuah foto yang disetujui oleh editorialnya bisa dihargai sampai ratusan ribu dollar.

Salah satu kasus besar yang melibatkan para Paparazzi adalah kasus kematian Lady Diana dan PIL-nya, Doddy Al-Fayed. Tetapi terakhir tidak terbukti karena supir Lady Di sendiri kedapatan mengkonsumsi minuman beralkohol melebihi ambang batas ketika sedang bertugas.



Sumber foto.