menjejak kaki di bumi Parahyangan
serta merta mencium wangi kota
logat daerah menyapa merdu di telinga
kudekap hangat dingin menusuk tulang
melanjut langkah menyusun nostalgi
bertahun sudah kutinggalkan kenangan
apa kabar tarian telanjang kaki kecil
mengiringi embun pagi basah
yang pergi bersama terik matahari
apakah citamu masih selugu dulu
apakah asamu masih polos
seperti ketika berjanji
ingin memberi panen bagi negri
harapku..semoga kerja ini
dapat merengkuh semua itu kembali
Bandung dalam kenangan 2010
Minggu, 19 September 2010
Jumat, 17 September 2010
JASA FOTOGRAFI dari Fotografer Jurnal
Kami dari Fotografer Jurnal menyediakan jasa fotografi profesional untuk pemotretan foto produk, foto makanan, foto fashion, foto pre wedding, company profile dan lain-lain. Khusus harga foto produk mulai dari 50rb per item.
Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi : Didit 081381007303 atau diditdof@yahoo.com serta kunjungi galeri kami di FJ GALERI.
Setiap kebutuhan anda akan kami perlakukan dengan special dan sepenuh hati.
Foto : Karib Munajat
FF5E251F-20FD-4617-9423-5EC0DECE3D34
1.03.01
Selasa, 14 September 2010
Branding dalam fotografi
Ketika sebagian besar masyarakat kita mengasosiasikan merek 'aqua' untuk menunjuk kepada umumnya air mineral dalam kemasan, berarti merek tersebut telah berhasil dalam usaha brandingnya.
Secara umum, branding berarti sebuah cara untuk membuat masyarakat atau konsumen agar tertarik, mengingat lalu setia untuk menggunakan sebuah merek atau brand, malah kalau bisa menjadi fanatik dan dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut menggunakannya.
Pada ranah fotografipun begitu, Pak Darwis Triadi contohnya. Setiap ada produsen kamera digital yang mengeluarkan produk barunya selalu saja menggunakan Pak Darwis sebagai duta produknya. Padahal di Indonesia ada banyak fotografer yang nggak kalah hebat karya serta dedikasinya. Tapi kenapa kalau soal menjadi duta gadget fotografi produk baru selalu saja Pak Darwis yang dipilih? Karena nama Darwis Triadi sendiri tidak hanya dikenal oleh kalangan fotografi saja tapi kalangan awampun sudah banyak yang mengetahuinya.
Jadi secara branding, nama Pak Darwis sudah sukses dikenal dan meraih kepercayaan akan jaminan mutu di bidang fotografi oleh berbagai kalangan.
Lalu bagi kita, sebagai insan penikmat dan penggelut fotografi, apakah kegiatan branding ini perlu dilakukan? Jawabannya tentu kembali berpulang kepada; sebagai media apakah kegiatan fotografi ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sarana pendokumentasian biasa, hobi yang dapat menghilangkan stres, atau malah sebagai sarana pengisi periuk nasi?
Foto : tukangpoto
Secara umum, branding berarti sebuah cara untuk membuat masyarakat atau konsumen agar tertarik, mengingat lalu setia untuk menggunakan sebuah merek atau brand, malah kalau bisa menjadi fanatik dan dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut menggunakannya.
Pada ranah fotografipun begitu, Pak Darwis Triadi contohnya. Setiap ada produsen kamera digital yang mengeluarkan produk barunya selalu saja menggunakan Pak Darwis sebagai duta produknya. Padahal di Indonesia ada banyak fotografer yang nggak kalah hebat karya serta dedikasinya. Tapi kenapa kalau soal menjadi duta gadget fotografi produk baru selalu saja Pak Darwis yang dipilih? Karena nama Darwis Triadi sendiri tidak hanya dikenal oleh kalangan fotografi saja tapi kalangan awampun sudah banyak yang mengetahuinya.
Jadi secara branding, nama Pak Darwis sudah sukses dikenal dan meraih kepercayaan akan jaminan mutu di bidang fotografi oleh berbagai kalangan.
Lalu bagi kita, sebagai insan penikmat dan penggelut fotografi, apakah kegiatan branding ini perlu dilakukan? Jawabannya tentu kembali berpulang kepada; sebagai media apakah kegiatan fotografi ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sarana pendokumentasian biasa, hobi yang dapat menghilangkan stres, atau malah sebagai sarana pengisi periuk nasi?
Foto : tukangpoto
FF5E251F-20FD-4617-9423-5EC0DECE3D34
1.03.01
Jumat, 03 September 2010
Maaf pak, saya butuh buru-buru...
Sudah beberapa kali ini saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan dari klien karena alasan di atas. Butuh cepat, buru-buru, sudah ditunggu hasil cetaknya dan sebagainya.
Sejak pertama kali klien menelpon saya dan mendeskripsikan kebutuhan fotografi mereka, secara otomatis langsung terbayang akan seperti apa komposisi fotonya, pencahayaan yang akan digunakan sekaligus dengan rencana olah digitalnya. Tapi ketika klien memberikan tengat waktu yang mepet untuk mengerjakannya, luntur sudah bingkai ideal yang tadi sudah terimajinasikan.
Untuk memulai sebuah pekerjaan atau assignment pastinya para klien itu sudah memperhitungkan jangka waktu penyelesaiannya. Begitu juga dengan bagian yang menyangkut kerja fotografi. Seharusnya mereka mengerti bahwa fotografi adalah kerja seni yang membutuhkan olah rasa akan keindahan. Dan pekerja fotonya butuh waktu untuk merenungkan serta mengaplikasikan keindahan tersebut.
Pekerjaan yang terburu-buru hanya akan merugikan kedua belah pihak. Pertama, bagi pihak klien; karena tidak mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal. Kedua, bagi pihak fotografer; karena tidak bisa memberikan hasil kerja yang maksimal dan citra yang kurang baik bagi portfolionya jika hasil foto tersebut kelak dipublikasikan.
Mudah-mudahan pemahaman kita akan kerja fotografi jadi bertambah dengan adanya pengalaman ini.
foto : Karib Munajat
Sejak pertama kali klien menelpon saya dan mendeskripsikan kebutuhan fotografi mereka, secara otomatis langsung terbayang akan seperti apa komposisi fotonya, pencahayaan yang akan digunakan sekaligus dengan rencana olah digitalnya. Tapi ketika klien memberikan tengat waktu yang mepet untuk mengerjakannya, luntur sudah bingkai ideal yang tadi sudah terimajinasikan.
Untuk memulai sebuah pekerjaan atau assignment pastinya para klien itu sudah memperhitungkan jangka waktu penyelesaiannya. Begitu juga dengan bagian yang menyangkut kerja fotografi. Seharusnya mereka mengerti bahwa fotografi adalah kerja seni yang membutuhkan olah rasa akan keindahan. Dan pekerja fotonya butuh waktu untuk merenungkan serta mengaplikasikan keindahan tersebut.
Pekerjaan yang terburu-buru hanya akan merugikan kedua belah pihak. Pertama, bagi pihak klien; karena tidak mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal. Kedua, bagi pihak fotografer; karena tidak bisa memberikan hasil kerja yang maksimal dan citra yang kurang baik bagi portfolionya jika hasil foto tersebut kelak dipublikasikan.
Mudah-mudahan pemahaman kita akan kerja fotografi jadi bertambah dengan adanya pengalaman ini.
foto : Karib Munajat