Minggu, 25 April 2010

Fotografi makro



Fotografi makro adalah cara pembesaran terhadap sebuah obyek yang kecil, sehingga detailnya menjadi terlihat jelas dalam skala 1 :1 atau lebih besar. Dalam arti hasil foto anda dapat disebut foto makro jika skala antara hasil foto dan obyek aslinya adalah satu banding satu. Atau skala hasil fotonya lebih besar dari obyek aslinya.

Obyek dari fotografi makro bisa sangat beragam, biasanya yang luput keindahannya dari pandangan mata normal. Selain memotret keindahan dunia mikro dari tumbuhan dan serangga, ternyata fotografi makro juga digunakan untuk keperluan industrial; seperti engineering, manufacture, kedokteran gigi dan lain sebagainya.

Alat fotografis yang digunakan untuk membuat fotografi makro pun bermacam-macam, tapi pada postingan kali ini saya hanya akan mencantumkan alat bantu yang lazim digunakan oleh para fotografer makro dalam menciptakan karyanya :

1 . Lensa makro
Jika anda serius ingin menggeluti fotografi makro dan mempunyai dana lebih, tidak ada salahnya anda memiliki lensa ini sebagai investasi. Sebab lensa makro adalah alat yang dapat menghasilkan gambar yang paling baik untuk fotografi makro dibanding alat yang lain.

2 . Reverse ring
Alat ini yang paling banyak digunakan oleh para pemula karena harganya yang terjangkau. Berfungsi untuk menyambung bagian muka lensa dengan bodi kamera atau memasang lensa secara terbalik terhadap bodi kamera. Imej yang dihasilkan cukup tajam dengan ruang tajam yang sempit.

3 . Filter close up
Sama seperti penggunaan filter-filter lainnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa kamera. Dengan tingkat pembesaran yang beragam, mulai dari +1 sampai dengan +10. Dampak dari penggunaan filter ini adalah mempersempit ruang tajam.

4 . Extension tube
Alat ini dapat meningkatkan pembesaran pada gambar tergantung pada berapa kali pembesarannya. Sesuai dengan namanya, alat ini dipasang di antara bodi kamera dan lensa. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemotretan jadi memerlukan pencahayaan atau exposure yang lebih lama agar gambar dapat tercahayai dengan baik.

Pada artikel fotografi makro berikutnya saya akan mencantumkan alat-alat yang tidak lazim yang dapat kita gunakan untuk membuat foto makro. Selain lebih murah, semuanya menuntut kita untuk lebih kreatif. Selamat mencoba!



sumber foto

Rabu, 21 April 2010

Harga foto produk

Ketika sedang mencari standar harga foto produk di internet, saya mendapati bermacam harga yang ditawarkan hingga bisa disesuaikan dengan budget yang dimiliki sang calon klien. Ada yang murah, ada yang mahal sampai pada yang dapat ditawar sesuai permintaan atau tingkat kesulitan teknis pemotretan. Saya melakukan survey ini karena diminta seorang sahabat yang ingin mulai menjajakan jasa fotografinya secara online sehingga nantinya sudah memiliki ancer-ancer standar harga foto produk dan di segmen yang mana nanti dia akan bermain.

Berdasarkan hasil browsing saya, harga foto produk tersebut bisa dikategorikan ke dalam segmen :

Yang murah
Saya sampai nggak percaya ketika melihat harga yang ditawarkan pada segmen ini, sampai saya bertanya-tanya apa bisa dengan harga segitu menutupi ongkos produksinya. Tapi mungkin mereka hanya menerima order 'partai besar', sehingga masih bisa menghasilkan keuntungan.

Yang mahal
Ketika rekan saya menawarkan pada kliennya untuk memakai jasa fotografi dengan harga yang lebih miring dari yang biasa dia pakai, sang klien malah menolak karena sangsi apakah hasil fotonya bisa sesuai dengan ekspektasinya. Bukan saya mengatakan bahwa yang murah itu tidak bagus, tapi dengan harga yang agak mahal mereka biasanya memberikan yang lebih secara kualitas.

Yang dapat ditawar
Segmen yang ini yang biasanya paling disukai. Karena order dengan budget pas-pasan pun dapat diterima, order dengan kualitas yang lebih juga dikerjakan. Pokoknya berapapun budget anda asal masih masuk akal sebisa mungkin akan dikerjakan, bahkan jika memungkinkan tawar-menawar bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan asal order tidak lari ke tempat lain.

Mohon anda ingat, yang bagus tidak selalu harus mahal. Jadi apapun keperluan anda, nggak ada salahnya kita melakukan survey terlebih dahulu, agar hasilnya bisa sesuai dengan kemampuan kita.



Foto : tukangpoto

Minggu, 11 April 2010

Kesalahpahaman fotografer pemula

Saat pertama kali menekuni bidang fotografi sebagai hobi sampai akhirnya menjadi ladang pengisi periuk nasi, saya banyak sekali menemukan hal-hal, mitos-mitos atau kesalahpahaman di bidang fotografi yang dapat menghambat atau mempengaruhi kemajuan para fotografer pemula.

Inilah hal-hal yang biasanya menjadi penghambat dan mudah-mudahan kita yang sedang menekuni fotografi bisa menghindarinya :

1 . Hasil foto saya tidak bagus.
Tidak ada keberhasilan yang instan, semua harus dimulai dari yang kecil. Ada ratusan foto yang kita hasilkan, tapi hanya beberapa saja yang bagus. Jalan tidak selalu mulus, dan itu memang alamiah ketika kita sedang mempelajari sesuatu. Dengan berjalannya waktu, kemampuan dan ketrampilan kita akan bertambah baik.

2 . Kamera saya kurang canggih.
Kamera yang mahal tidak akan menghasilkan foto yang baik jika kita tidak tau cara menggunakannya. Manfaatkan kamera yang ada, pelajari kemampuannya secara optimal dan tingkatkan ketrampilan memotret anda dengan kamera tersebut. Kamera bukan faktor penentu utama, tapi ketrampilan memotret andalah yang menentukan.

3 . Kamera merk tertentu lebih bagus dari merk yang lain.
Semua merk kamera DSLR saat ini sudah dibuat dengan standar yang sama untuk menghasilkan gambar yang baik. Faktor yang membedakan adalah fasilitas, harga serta selera dari masing-masing pemakai merk kamera.

4 . Sekolah lebih baik dari otodidak.
Banyak fotografer terkenal mengenyam pendidikan S1 jurusan fotografi tapi banyak juga yang mengembangkan ketrampilan mereka secara otodidak dan bisa sukses. Jadi keberhasilan seorang fotografer tidak tergantung dari faktor mereka kuliah atau otodidak tapi komitmen dan keinginan untuk maju dari masing-masing individulah yang menentukan.

Mungkin ada yang ingin menambahkan?

Jumat, 02 April 2010

Tips memotret makanan


Meneruskan permintaan dari Mbak Ari,Sauskecap; tentang tips memotret makanan maka saya mencoba merangkum berbagai cara memotret makanan menjadi satu tips yang simpel dan mudah diterapkan oleh setiap narablog walaupun hanya memakai kamera saku sekalipun. Mudah-mudahan bisa membantu jika ada yang ingin mendokumentasikan hasil kreasi memasak mereka atau jika ingin mengikuti lomba meracik resep dan harus memamerkan hasil masakannya ke dalam blog.

Hal terpenting dalam memotret makanan adalah bagaimana agar imaji cita rasa makanan yang kita foto dapat menggugah selera para pemirsa yang melihat foto makanan tersebut.

Untuk dapat mencapai hasil tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1 . Pencahayaan yang cukup.

Penting bagi kita untuk dapat memberikan cahaya yang cukup sebab foto makanan akan lebih bagus hasilnya jika difoto dalam keadaan terang. Salah satu sumber cahaya yang baik dan dapat kita manfaatkan secara gratis adalah cahaya matahari. Contoh : foto dengan teknik window lighting.

2 . Tidak menggunakan flash atau lampu kilat.

Kadang kita ingin mengambil praktisnya saja dengan menggunakan lampu kilat agar foto makanan kita dapat tercahayai dengan baik. Tapi tahukah kita kalau lampu kilat dapat mengurangi keaslian warna foto makanan kita menjadi lebih pucat tepatnya, sehingga bisa mengurangi imej cita rasanya.

3 . Fokus.

Biasanya jarak minimal antara obyek foto dengan kamera saku berkisar antara 0,5 meter. Lebih dekat dari itu obyek foto kita akan buram hasil fotonya. Usahakan agar obyek foto kita tetap fokus dan jika kita memerlukan imej yang lebih besar, kita dapat mengcropingnya pada tahap editing.

4 . Aksesori dan penataan.

Untuk menambah cita rasa, kita dapat menambahkan aksesoris sebagai pemanis atau kalau tidak salah; garnish dalam istilah kulinernya. Juga penataan obyek foto agar lebih apik penampilannya.Untuk hal ini saya menyarankan agar kita lebih sering buka-bika majalah wanita atau buku resep masakan agar kita bisa mencontoh hasil kerja dari food stylistnya.

Selamat mencoba.



Sumber foto