Jumat, 25 Juni 2010

Foto close up

Pada tahun 90 an, gaya foto close up atau foto yang diambil dari batas pinggang ke atas mulai dikenal di masyarakat. Hal ini mungkin juga dipicu oleh kejenuhan masyarakat akan pose seluruh badan yang selalu diterapkan ketika mereka menggunakan jasa studio foto untuk berbagai keperluan.

Apalagi didukung dengan menjamurnya studio-studio foto yang terkenal karena memiliki spesialisasi di bidang foto close up.

Saya sendiri memiliki banyak memori tentang foto close up ini. Karena memang di awal profesi saya sebagai fotografer, saya pernah bekerja di beberapa studio yang terkenal dengan gaya foto-foto close up nya.

Sebenarnya dengan kondisi seperti ini, kita sebagai fotografer jadi harus belajar lagi untuk mengkreasikan pose atau gaya yang bisa diterapkan untuk foto close up tersebut agar hasilnya bisa lebih memuaskan para klien.

Ada sedikit tips untuk foto close up :

- Gunakan lensa paling sedikit 80 mm ke atas untuk memotret close up agar terhindar dari efek distorsi.

- Berikan pose seluruh badan pada sang model kemudian shot dengan komposisi close up. Hal ini bertujuan agar pose sang model bisa lebih luwes jatuhnya.

- Gunakan elemen yang ada di studio untuk menciptakan pose-pose yang lebih variatif. Misalnya; elemen dari pakaian, aksesoris, properti studio dan lain-lain.



Foto : Tukangpoto

Selasa, 22 Juni 2010

Peribahasa fotografi

peribahasa :
Bagai menggantung potret mentari pagi

artinya :
Orang yang selalu percaya akan adanya harapan yang lebih baik di esok hari


gambar : Maharani Laksmi Dewi

Ikut memeriahkan acara Kontes Menulis Peribahasa nya Pakde Cholik

Jumat, 18 Juni 2010

Fashion fotografi

Konsep dari fashion fotografi jaman sekarang sudah berbeda jauh dari jaman sebelumnya. Pada era tahun 70 an dan 80 an, seorang fotografer begitu mendominasi jalannya sebuah sesi pemotretan foto fashion. Karena pada waktu itu para klien begitu mempercayakan imej visual produk fashion mereka di tangan seorang fotografer.

Ketika jaman sudah berganti, target konsumen sebuah produk fashion pun lebih tersegmentasi. Sasaran pasarnya menjadi begitu beragam sehingga membutuhkan lebih banyak orang yang terspesialisasi pada bidangnya masing-masing untuk bekerja sama dalam satu tim agar dapat membidik segmen konsumen yang tepat melalui konsep visual imej yang sesuai dengan produk fashion yang akan dipasarkan.

Orang-orang kreatif di balik sebuah pemotretan fashion fotografi biasanya terdiri dari :

- Fashion stylist atau pengarah gaya
Seorang fashion stylist bertugas untuk membuat konsep pembentukkan imej secara visual, menyelaraskan dengan elemen produk fashion yang dijual dengan target segmen pasarnya.

- Fotografer
Seorang fotografer bertugas untuk menghasilkan atau menterjemahkan konsep imej dari produk fashion yang akan dijual ke dalam bentuk visual.

- Make up artist dan hair stylist
Seorang make up artist dan hair stylist bertugas untuk membentuk look pada seorang model sesuai dengan konsep yang sudah diberikan oleh seorang fashion stylist.

Dari setiap profesi di atas sangat diperlukan kerjasama dan masukkannya agar sebuah pemotretan produk fashion dapat berjalan dengan optimal.



Foto : Karib Photography

Jumat, 11 Juni 2010

Momen sepak bola piala dunia 2010

Pada artikel kali ini saya tidak akan membahas tips memotret sepak bola atau sebangsanya karena mengenai hal ini sudah pernah dibahas di sini.

Saya hanya ingin sekadar berandai-andai, bagaimana jika pada saat ini kita bisa berada di Afrika Selatan lengkap dengan peralatan fotografi yang tepat untuk menangkap keriaan berjuta momen menarik pada perhelatan sepak bola piala dunia 2010 kali ini...

Sementara kita berimajinasi, kita patut bersyukur masih bisa menikmati pertandingan-pertandingannya lewat layar televisi di rumah kita masing-masing. Setidaknya kita jadi tidak ketinggalan berita.

Selamat menikmati dan salam jepret!


Sumber foto

Selasa, 08 Juni 2010

Style fotografi

Berbicara mengenai style fotografi berarti berbicara tentang keunikan dari tiap-tiap fotografer didalam menghasilkan karya mereka.

Mengapa unik? Karena setiap hasil karya foto dari tiap-tiap fotografer itu tidak ada yang sama. Entah itu dari masalah anglenya, cara dia mengarahkan gaya pada modelnya, penerapan pada lightingnya atau olah digitalnya. Semuanya benar-benar berbeda satu dengan yang lain.

Sewaktu masih bekerja di studio foto dulu, rekan-rekan sepekerjaan bisa dengan mudah membedakan yang mana hasil karya si A dan yang mana hasil karya si B hanya dengan melihat beberapa lembar foto saja. Berarti dari sini style atau gaya fotografi mereka sudah terbentuk.

Hal ini memang menjadi sesuatu yang keluar dengan sendirinya disebabkan karena kepribadian yang berbeda-beda dari sang fotografer. Sesuatu yang unik dan personal.

Menemukan atau membentuk style fotografi kita sendiri hendaknya jangan menjadi beban atau sesuatu yang dipaksakan. Memang pada tahap awal belajar kita pasti meniru atau mencontoh style fotografi dari para senior kita atau fotografer yang kita idolakan dan ini lumrah terjadi.

Seiring berjalannya waktu, dengan terus menekuni kegiatan yang kita cintai ini, membebaskan pandangan, berpikiran 'out of the box', menekan tombol rana dengan nyaman, menghasilkan sesuatu yang unik, dan menjadi diri sendiri maka secara alamiah perlahan tapi pasti , style fotografi anda akan terbentuk.

Seorang fotografer senior pernah berkata 'photography is general, but style is personal'. Setuju sekali!



Foto : Tukangpoto

Jumat, 04 Juni 2010

Tips menggunakan lampu kilat pada kamera saku

Bisa dipastikan pada setiap kamera saku digital yang kita miliki dilengkapi dengan lampu kilat internal. Walaupun itu hanya sekedar untuk mencahayai obyek fotonya, tanpa tambahan modus settingan lain.

Fungsi utama dari lampu kilat adalah memberi tambahan cahaya buatan agar obyek yang difoto bisa tercahayai dengan baik.

Pada kamera saku digital yang lebih canggih kadang memberikan modus lampu kilat yang lebih komplit. Tapi sayangnya kemampuan tambahan dari lampu kilat ini jarang dimanfaatkan untuk menghasilkan karya foto yang lebih kreatif.

Ada beberapa modus lampu kilat pada kamera saku yang bisa kita manfaatkan, antara lain :

- Auto
Lampu kilat pada settingan ini akan menyala sendiri ketika obyeknya dalam keadaan gelap atau kurang tercahayai. Dan bisa dinon-aktifkan ketika tidak diperlukan.

- Slow Sync
Modus ini cocok untuk merekam obyek di malam hari dengan dengan latar belakang yang juga terang. Cara kerjanya adalah lampu kilat akan berpijar lebih dulu sementara rana kamera yang berkecepatan rendah akan merekam detil latar belakang.

- Rear Curtain Sync
Cara kerjanya sama dengan slow sync hanya saja lampu kilatnya menembak sesaat sebelum rana kamera menutup. Cocok unutk bereksperimen merekam gerakan atau aktifitas laksana slow motion.

- Red eye Reduction
Cara kerjanya kamera akan menembakkan serangkaian flash berkekuatan rendah sebelum akhirnya menembakkan cahaya utama. Bertujuan untuk menghilangkan efek mata merah.

Fill In Flash
Fungsinya adalah menghilangkan bayangan yang timbul pada obyek karena kuatnya sumber cahaya utama. Misalnya : cahaya matahari pada siang hari.
Lampu kilat diaktifkan untuk menghilangkan bayangan pada keadaan :
- Latar belakang yang jauh lebih terang dari obyek utama.
- Bayangan dari topi atau payung yang digunakan si obyek.
- Memotret di bawah keteduhan.
misalnya : bayangan dari bangunan, motret di bawah pohon dan lain-lain.

Semoga bisa membantu.