Sabtu, 29 September 2012

Photoshoper

"Apa ada yang salah dengan photoshoper?"

Begitulah sebuah pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh seorang sahabat pembaca blog ini kepada saya seolah minta ketegasan tentang keberadaan seorang photoshoper yang sering mendapat tanggapan dengan konotasi yang miring dari para fotografer senior atau khususnya dari mereka yang belajar fotografinya pada jaman fotografi analog dulu.

Menurut hemat saya, tidak ada yang salah sama sekali dari keberadaan seorang photoshoper. Photoshoper hadir karena sebuah konsekuensi dari kemajuan teknologi fotografi. Yang tadinya hanya berteknologi analog menjadi fotografi digital. Sama halnya seperti seorang teknisi cuci cetak kamar gelap atau seorang tukang tusir foto ketika fotografi masih analog.

Seorang fotografer tidak harus menjadi seorang photoshoper walaupun dalam proses menghasilkan sebuah karya foto ia menggunakan software photoshop. Begitu pula sebaliknya. Seorang photoshoper adalah mereka yang bekerja full menggunakan software photoshop, baik itu untuk merancang desain grafis, memanipulasi karya foto, menggabungkan beberapa potongan gambar menjadi sebuah image baru atau jika di sebuah studio foto mereka adalah para editor foto yang merancang tampilan sebuah album foto agar tampil ciamik. Mereka ini adalah sejatinya seorang photoshoper.

Photoshop hadir sebagai perangkat lunak pengolah foto yang mudah digunakan oleh siapa saja untuk mengoreksi karya fotonya agar dapat tampil lebih layak. Sisi positif dari kemajuan teknologi adalah kemudahan bagi siapa saja untuk melakukan suatu pekerjaan yang tadinya hanya bisa dilakukan oleh pakarnya tanpa harus menjadi ahlinya. Sebuah keadaan yang harus dapat diterima oleh semua kalangan.

Namun masih ada suara-suara sumbang yang mengatakan bahwa kemudahan memotret saat ini banyak dimanfaatkan oleh fotografer 'dadakan' yang mengambil 'jatah' mereka yang memang menggantungkan hidup dari bidang ini. Seharusnya mereka tidak perlu takut, karena kwalitas dan pengalaman adalah sesuatu yang nggak begitu saja bisa dibeli. Tiap orang dapat saja memotret dan mengambil gambar, lalu memanipulasi hasilnya, tapi tidak semua orang bisa menjadi seorang fotografer.

Gimana pendapat sahabat?







photoshoper  :
facebook.com/ Dedy Bgenx Irawan

Sabtu, 08 September 2012

Branding dengan blogging

Secara sederhana kegiatan branding dapat dikatakan sebagai kegiatan mempromosikan produk barang atau jasa yang kita jual agar produk tersebut banyak dikenal oleh masyarakat kemudian mempersuasikan agar masyarakat juga mau mempergunakan produk tersebut.

Banyak sekali cara yang dapat dilakukan oleh para produsen dalam rangka kegiatan branding ini. Dari yang paling mahal seperti memasang iklan di media massa atau televisi, bikin acara grand launching khusus, promo diskon besar-besaran sampai dengan cara yang murah namun efektif yaitu dengan cara promosi lewat sosial media.

Dan jika nantinya memang produk anda adalah produk unggulan dengan sendirinya konsumen akan merekomendasikan produk anda secara otomatis dari mulut ke mulut. Jika sudah sampai pada tahap ini hasilnya tentu sudah seperti yang diharapkan dan usaha branding anda bisa dikatakan berhasil.

Lalu bagaimana caranya agar usaha branding yang kita lakukan bisa tetap menonjol dan konsumen tetap aware dengan produk yang kita tawarkan?

Salah satu cara yang dapat kita tempuh dengan hasil yang lumayan efektif adalah dengan kegiatan blogging.Blog yang berisi artikel serba-serbi seputar produk anda ini harus terhubung akun Twitter dan Facebooknya sehingga informasi yang dikandungnya benar-benar diikuti oleh para follower sosial medianya.

Blognya bisa berisi tentang keunggulan dari produk yang kita jual, juga tentang keuntungan lebih jika konsumen menggunakan produk kita dan informasi yang menguntungkan lainnya seputar produk tersebut.Informasi ini harus terus diupdate secara berkala paling sedikit seminggu sekali agar para konsumen terus aware dengan keberadaan produk kita.

Dengan metode branding lewat blogging ini diharapkan para calon konsumen akan lebih mengenal secara pribadi lewat tulisan kita. Jika konsumen sudah mengenal dan percaya secara pribadi tentunya mereka sudah tidak ragu lagi untuk menggunakan produk yang kita tawarkan.

Setiap pertanyaan yang diajukan terhadap produk diusahakan untuk dijawab agar keingintahuan konsumen dapat terjawab yang yang berujung pada rasa percaya untuk menggunakan produk kita.

Jika anda merasa tidak mampu mengelola sendiri, baik itu blog atau artikel-artikel pengisi blog tersebut, anda bisa mendelegasikan pekerjaan ini kepada penulis lepas yang anda percaya.

Oke, selamat mencoba.