Kurang tau persisnya kapan, tapi kira-kira lima tahun belakangan ini, studio-studio foto, khususnya di Jakarta, satu-persatu berguguran alias menutup usahanya. Kecuali yang memang sudah turun-temurun menjadi usaha keluarga dan sudah eksis semenjak saya masih duduk di taman kanak-kanak seperti King foto atau Tarzan foto.
Mencari penyebabnya persisnya juga agak sulit. Jika ingin mengkambing hitamkan peralihan dari fotografi analog ke fotografi digital, justru banyak studio foto yang malah booming pada saat itu, studio Royal Princess contohnya. Jika ingin beralasan menurunnya kebutuhan masyarakat akan jasa fotografi juga rasanya kurang pas. Karena setiap harinya selalu ada kegiatan yang memerlukan jasa fotografi di dalam penyelenggaraannya. Dari yang hanya sebatas keperluan untuk pas foto sampai dokumentasi pernikahan, dari masyarakat kelas bawah sampai golongan kelas atas.
Dulu sewaktu saya masih aktif bekerja di studio foto, seseorang tidak segan mengeluarkan uang sampai jutaan rupiah hanya untuk satu paket foto personal saja. Sekarang mereka akan berpikir dua kali jika harus menghabiskan uang dua ratus ribuan hanya untuk sebuah sesi foto.
Walhasil orang baru akan berpikir untuk ke studio foto jika mereka memiliki acara yang memang membutuhkan foto-foto yang lebih serius sebagai sarana dokumentasinya. Misalnya; acara pernikahan, wisuda, foto keluarga, modelling, atau hanya untuk sekedar pas foto.
Kalau boleh sedikit menyimpulkan, hal ini disebabkan karena fotografi sekarang sudah lebih dekat dengan keseharian, tidak lagi eksklusif milik studio foto seperti dulu. Handphone sudah banyak yang berkamera, orang lebih suka memilih suasana outdoor untuk acara foto-foto mereka. Fotografer-fotografer freelance dengan kekuatan promosi onlinenya begitu menjamur. Studio foto yang tidak kuat modalnya dan amburadul marketingnya, dengan sendirinya akan tergulung oleh dinamisnya perubahan di jagad jasa fotografi sekarang ini.
Sumber foto
kayaknya bener ya kang didit, sekarang orang bisa menggunakan jasa foografi untuk outdoor secara online dengan harga terjangkau bahkan bikin foto sendiri .
BalasHapusstudio foto pun banyak yang menawarkan jasa foto sangat murah untuk sekali cetak tapi kita bisa me
manfaatkan sesi pemotretan beberapa kali tinggal memilih mana yang ingin dicetak untuk bisa bersaing dengan studio foto lain
rasanya skrg fotografi mmg sdh tidak seekslusif dulu lagi...makanya org lebih suka foto pake hp atau kamera pribadi daripada harus ke studio foto
BalasHapustp ttp sj utk momen2 tertentu seperti wisuda dan pernikahan..
studio msh menjadi pilihan :D
mamah aline : nah yang jualan asal murah ini mah yang biasanya membuat imej fotografi jadi 'bisa murah' di mata awam, padahal kan tergantung kualitasnya.
BalasHapusskydrugz : betul, mas..:P
banyaknya orang yang mempunyai dslr bs jd salah satu penyebabnya, ya..ehnologi semakin maju, semuanya jadi semakin mudah, dl wartel menjamur, srkg hp n pulsa uda murah wartel uda ngilang, warnet juga sebentar lg ngilang, semua aja studio foto tidak ngilang juga
BalasHapusKalo ngilang sih kayaknya nggak ya, kalo terseleksi mungkin iya mas.
BalasHapusjadi nanti kalo aku nikah bisa lebih murah ya harganya itu foto2 prawed
BalasHapusMurah itu belum tentu bagus lho,mbak..harus diliat-liat dulu portfolionya :)
BalasHapustapi saya rasa itu tidak boleh terjadi.. karena digital imaging serta perangkat2 lainnya hanya sebagai pelengkap sahaja :(
BalasHapusberarti si empunya studio mesti pinter2 nawarin diversifikasi jasa. yg tidak kreatif akan tersisih dengan sendirinya. :)
BalasHapusBener juga ya, Mas...
BalasHapusDi kota saya banyak juga studio foto yang menghilang dari peredaran. Pas foto saja sekarang bisa bikin sendiri dengan kamera seadanya.
Woow blog diari yang bagus, keren..!!
BalasHapusI have been just reading through your post it’s very well crafted, basically have to point out you come up with several fantastic points
BalasHapustapi menurut saya mah studio foto masih tetep laku kok...asalkan memang bagus...di bandung saya pernah foto di jonas harus ngantri selama 1 jam.... :)
BalasHapusMenurut saya pamor studio foto masih bagus peluangnya karena tidak semua orang tahu teknik fotografi yang benar kecuali mereka sekolah fotografi dan untuk alat pendukung saya lebih memilih camera profesional karena kualitas gambar lebih memuaskan, ya mungkin juga kualitas gambar foto dari HP akan terus berkembang mengingat teknologi semakin maju :)
BalasHapusiya mas sepertinya mulai mengarah demikian mengingat dulunya studio foto sangat sedikit dan bener2 berkualitas
BalasHapusSaya setuju, saya jadi inget terakhir ke studio photo pas foto angkatan bareng temen-temen kuliah...
BalasHapusstudio foto harus mereformasi dirinya agar bisa bertahan dalam era sekarang ini. Entah itu pelayanan, kualitas amupun harga. Hal ini harus menjadikan nilai lebih dari "yang biasanya" didapat sehingga studio foto tetap diperlukan.
BalasHapusSaya kira sih tergantung cara kelola studionya, mungkin studio2 yang tutup memang karena management dan marketingnya emang ga oke, dan muncul karena ikut trend/saat booming aja.
BalasHapusStudio2 yang tidak memiliki karakter sendiri otomatis akan sulit bersaing dan akhirnya akan gulung tikar.
Sekarang ini memang orang-orang kebanyakan pun sudah bisa punya akses ke peralatan canggih seperti SLR, lensa-lensa berkualitas baik dan sebagainya.
Hal ini merupakan hal yang baik. Dan juga malah bisa mendorong berkembangnya industri fotografi bukan malah merusaknya.
Animo fotografi masyarakat yang tinggi seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pengusaha studio fotografi. Tentunya juga dengan peningkatan kualitas dan kreatifitas studio.
Kalau hasil foto studio sama dengan hasil jepretan sepupu atau Oom, ya untuk apa lagi bayar untuk foto studio.
Makasih atas sumbangan analisanya, Oom Enche.Sangat membangun.
BalasHapusyah... namanya perubahan jaman, klo nggak bisa mengantisipasi ya gulung tikar, seperti perusahaan pembuat mesin ketif atau negatif film :)
BalasHapusSebetulnya kalau studio fotonya berkualitas, akan tetap berdiri dengan kokoh Mas....
BalasHapusyaaps setuju , skrng untuj buat foto sekolah aja di serahkan kepada siswa yg mempunyai kamera DSLR dan jago dalam hal fotografi ( pengalaman disekolah nih ) hahhaha
BalasHapusLama gak mampir ke sini. Semoga Tukang sehat selalu.
BalasHapusMeski dah ada kamera digital kecil2an utk keperluan resmi sy tetep pakai yang profesional.
kita di Medan Punya Studio Photo and Bridal bernama TOpaz Hexagon
BalasHapusmash berjalan dengan baik, semoga tetap lancar.
Memang pamor Studi Photo sekarang sedikit merosot, jadi kita harus melihat celah yang sangat banyak dibutuhkan
jadi kita harus tetap siap dengan paket-paket yang in atau diminati
Persaingan yang sangat ketat untuk merebut hati pelanggan.
BalasHapusemang sekarang foto udah jadi kesehaian kita kang, anak smp aja udah setiap hai aplot foto di jejaring sosial lewat hp, jadi udah pada sepi deh studio foto :)
BalasHapusya seharusnya studio foto bisa bersaing dengan para freelancer2 fotografi yang semakin banyak saat ini.
BalasHapussayang juga loh kalo sampe gulung tikar
Posting yang menarik tentang perkembangan studio foto.
BalasHapusBener Mas, di daerah sekitarku, udah mulai banyak studio foto yang tutup. Sekarang kamera sudah ada di genggaman setiap orang.
BalasHapusTapi, untuk kualitas tertentu, fotografer profesional tetep diperlukan kok.
sekarang fotografer udah jadi gaya hidup. fotoan udah keseringan mobile, outdoor. tapi ga saya pungkiri, keberadaan studio tetep dibutuhin sih..
BalasHapusatau mungkin juga fotografer pemilik studio dulu, sekarang menjadi jasa delivery foto. misal prewed outdor..:)
sekarang dunia foto sudah jadi bagian kehidupan sehari hari :)
BalasHapusSemoga tukang photo yang ngelola blog ini tetap exist. Saya yakin jika suatu pekerjaan dilakukan dengan profesional akan tetep dibutuhkan orang.
BalasHapusTerima kasih,pak guru.. :)
BalasHapusmungkn krn adanya hp jg kali sob
BalasHapusmau tkar link?
betul emg sejak kamera digital mulai memasyarakat, studio foto mulai banyak yg gulung tikar
BalasHapusyg masih bertahan sekarang ini yg kuat dalam menghadapi seleksi alam
seleksi alam mas bro,... namun ya begitulah roda kehidupan,,... mungkin 10 atau 20 tahun setiap orang memiliki kamera DSLR sendiri atau sebaliknya kualitas GADGET yang semakin menggila akan menggeser kebaradaan DSLR,... tiada yang tahu hal ini,... faktanya yang terjadi sekarang teknologi membawa kamera semakin kecil dengan kualitas semakin gede,... contohnya saja Olympus pen,... bukan tidak mungkin,... pasti akan ada penyempurnaan terus terusan dari pabrikanya di US sono,... semoga berkenan
BalasHapus