Jumat, 05 Oktober 2007

Atasan yang Bijaksana

Ini adalah kisah dari W,rekan kerja saya selama bekerja di studio E.Posisi dari W adalah sebagai lightingman yang notabene sebagai asisten saya di studio.Kami masuk pada tahun yang sama,setelah 7 tahun bekerja saya mengundurkan diri karena masalah kesejahteraan dan W tetap pada posisinya sebagai lightingman sampai akhirnya pihak perusahaan memintanya untuk menandatangani surat pengunduran dirinya.

Memang W ini punya sifat yang jelek yaitu tidak percaya diri atau kurang pede pada kemampuannya sendiri.Tentunya hal tidak boleh menjadi halangan bagi atasan langsung kami untuk memberi kepercayaan kepada W untuk memperbaiki kinerjanya agar tidak sekadar menjadi lightingman terus menerus.

Untuk menjadi fotografer seperti kami sekarang tentunya kami juga harus melalui tahapan menjadi seorang asisten atau lightingman dari para senior kami,tidak terkecuali saya.Dan meraih posisi fotografer tak lepas dari kepercayaan yang diberikan oleh atasan-atasan yang bijaksana dalam melihat kemampuan dan mau memberi kesempatan kepada para bawahannya untuk lebih maju.

W sekarang menjadi seorang fotografer di studio N,salah satu studio foto terkenal juga.Tentunya W di tempat barunya ini sudah diberi kepercayaan yang lebih besar dan lebih baik.Nah,untuk hal seperti inilah seorang atasan yang bijaksana diperlukan.Bukan hanya untuk menjadi seorang pengawas tetapi sebagai pembuka jalan untuk karir dan masa depan yang lebih baik.