Senin, 27 Desember 2010

Selamat tahun baru


SELAMAT TAHUN BARU
2011
bagi seluruh sahabat fotografer jurnal
semoga impian kita dapat tercapai



Foto : tukangpoto

Selasa, 21 Desember 2010

Disewakan ruang kelas




Disewakan ruang kelas, Meeting, Seminar, Pelatihan Hanya Rp 1.000.000,- Free LCD, OHP, Whiteboard, Standart Sound System, Lokasi di Menara MTH Jln.Haryono Kav 23 Jakarta Selatan. Berlokasi Strategis berada di jalan Protokol Jakarta dan Bebas 3 in 1.

Tarif Ruangan & fasilitas:

Classroom Full Day ( 8 Hours ) capacity 25 pax

Rp 1.000.000

Classroom Full Day ( 8 Hours ) capacity 50 pax

Rp 1.500.000


Fasilitas - fasilitas yang dilengkapi di dalam ruangan (Free):
1. LCD

2. Whiteboard

3. Standart Sound System & Mic

4. OHP

5. AC Central

Fasilitas Gedung, yaitu = AC Central, 4 Lift Penumpang 1 Lift Parkir 1 Lift Barang, Listrik 100% PLN dengan Backup diesel genset, CCTV, Bank BNI, Travel Agent, Musholla, Mini Market, Café, Canteen.

Hubungi kami untuk kebutuhan anda akan informasi lebih lanjut dan pemesanan.
Phone.: 021 3371 7034


Foto : tukangpoto


Minggu, 19 Desember 2010

Ume bridal mengecewakan

Sebulan kemarin saya diminta oleh mantan bos untuk membantu dia dalam mengurusi bagian studio foto hasil kerjasamanya dengan orang Taiwan yang ingin membuka usaha di bidang jasa bridal dan fotografi di Indonesia.

Namanya Ume Bridal & Photography ( dibaca yumi ) bertempat di wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat. Saya menyanggupinya, karena siapa tau ada pelajaran serta pengalaman baru yang nanti bakal didapat.

Selling point yang mereka tawarkan adalah pada bidang make up dan gaun pengantin yang mereka klaim lebih unggul dan menawarkan sesuatu yang baru. Tapi kalo menurut saya sih tidak terlalu istimewa lagipula euforia 'imported from Taiwan' sudah melewati masa keemasannya kecuali bagi mereka yang memang Taiwan minded.

Hari pertama masuk kerja, saya disuruh bos Taiwan berbelanja ke Carrefour untuk membeli beberapa keperluan rumah tangga. Oh, sudah lama nggak kerja serabutan, lumayanlah buat sekedar refreshing.

Menurut bos Taiwan, karyawan mereka di sana juga begitu, tidak hanya mengerjakan apa yang sudah menjadi tugas utama mereka, tapi diharapkan juga cakap untuk mengerjakan bidang tugas yang lain.

Seharusnya mereka lebih tau, mereka sedang cari makan di Indonesia dan sudah sepantasnya mengikuti cara yang sudah lazim dilakukan di sini. Usaha bridal dan studio foto membutuhkan keprofesionalan di dalam pengelolaan dan bukan dilakukan dengan karyawan yang bekerja secara multitasking sebagaimana layaknya komputer dual core.

Setelah sebulan merasakan banyak ketidaksesuaian di hati, sudah saatnya bagi saya untuk mengundurkan diri guna mencari sesuatu yang bisa lebih memberikan benefit bagi masa depan jasa fotografi saya.


* Artikel ini merupakan pandangan subyektif dari saya, jika ada sahabat yang merasa keberatan mohon disampaikan melalui kolom komentar. Terima kasih.


model : Nurhayatilah
foto : tukangpoto

Selasa, 14 Desember 2010

Dreamer

Sometimes fantasy

can be more powerfull

than reality

So guys,

keep your dream alive!

Minggu, 12 Desember 2010

Pasrah

Ya Allah..

kami kembali lagi kepada titik ketiadaan

walau doa dan ikhtiar tak henti kami lakukan

kehendakMulah yang terjadi

amin

Senin, 01 November 2010

Kualitas jasa fotografi

"Kok jasa fotografinya mahal sih, pak?"

Sebuah kalimat pertanyaan yang sering didengar oleh telinga para fotografer yang menggantungkan hidupnya dari jasa potret-memotret, sehingga berulang kali pula para fotografer tersebut mengemukakan argumentasi agar harga jasa fotografi yang diajukannya dapat diterima nalar sang calon klien yang bertanya tadi.

Mungkin dalam benak sang calon klien yang polos tadi; wong cuma kerja bidik dan jepret saja kok bisa 'semahal' itu.

Sebenarnya profesi seorang fotografer itu tidak berbeda dari profesi-profesi lainnya. Apakah itu seorang dokter, programmer, aktris, masinis dan lain sebagainya. Semua harus dimulai dengan belajar dari nol. Baik itu fotografer yang belajar secara akademis maupun yang belajar secara otodidak. Pastinya memerlukan investasi biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk bisa menjadi fotografer yang memiliki skill dan berpengalaman seperti sekarang.

Selain skill dan pengalaman, seorang fotografer juga harus memikirkan investasi di bidang peralatan yang akan menunjang pekerjaannya nanti. Seperti kamera, lampu studio, PC untuk editing dan lain-lain. Tanpa kamera seorang fotografer akan menjadi seperti seorang tentara tanpa senjata, dokter tanpa stetoskop. Harga kamera DSLR yang selangit dan umur pemakaian yang pendek serta suku cadang perlengkapan lainnya mau nggak mau harus masuk dalam perhitungan.

Terakhir tapi nggak kalah penting adalah kemampuan seorang fotografer dalam bidang editing foto atau olah digital. Walaupun kerja edit foto ini bisa dikerjakan oleh orang lain tapi seorang fotografer setidaknya harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar dalam hal ini.

Faktor-faktor di atas tentunya akan menjadi pertimbangan seorang fotografer di dalam mematok harga jasa fotografinya. Sebagaimana seorang profesional lainnya, pastilah akan senang jika jasa atau pekerjaannya dihargai sesuai kemampuannya. Sebab jika seorang menginginkan kualitas, pastinya ada harga yang harus dibayar.

Bagaimana dengan pendapat sahabat?



Foto : tukangpoto
Client: INDORENT

Jumat, 22 Oktober 2010

Olah digital


SEBELUM
SESUDAH

Ketika fotografi digital mulai marak pada awal tahun 2000 an, olah digital pada hasil karya fotografinya menjadi sebuah keharusan jika tidak ingin karya fotonya tampil hanya apa adanya. Dengan sendirinya kegiatan olah digital ini menjadi dekat dengan keseharian masyarakat karena hanya dengan berbekal sebuah PC seseorang sudah dapat melakukan 'rekayasa' terhadap hasil karya foto yang pada jaman fotografi analog dulu hanya dapat dilakukan oleh seorang operator lab.studio foto.

Sebagai tukang foto, saya sendiri merasa sangat terbantu secara positif dengan kemampuan yang tidak terbatas dari adanya kemudahan olah digital. Dapat mengkomposisi ulang sebuah foto, memaksimalkan terang gelapnya, memperbaiki tampilan warna sesuai selera, mengaburkan latar belakang, menghapus elemen yang tidak diinginkan, yang jelas segala kemungkinan untuk memaksimalkan sebuah hasil karya foto dapat dilakukan.

Jadi tidak murni fotografi lagi dong?
Sebenarnya sejak fotografi analog dulu hasil karya foto kita sudah direkayasa oleh tukang cetak atau operator lab studio foto. Entah itu terang gelapnya, koreksi warnanya biar lebih kinclong, atau sekedar soal cropping untuk komposisi ulang.

Awalnya saya juga sedikit ragu, apakah dengan kemungkinan yang tidak terbatas dari olah digital dalam 'mengacak-acak' sebuah karya foto masih dapat disebut fotografi?

Paradigma di dalam memandang sebuah karya fotografi di era digital sekarang ini memang sudah saatnya untuk dirubah. Jika hanya melakukan olah digital untuk memperbaiki penampilan sebuah foto mungkin masih bisa dianggap wajar dan bisa diterima, asal tidak mengubah unsur yang substansial secara ekstrim.

Saya sendiri lebih cenderung menyebut karya fotografi saat ini sebagai digital imaging, bagaimana dengan pendapat sahabat?


foto : tukangpoto, media.volvocars.com
digital imaging : ANDRE LEONARDO 081318530630
client : INDORENT

Minggu, 19 September 2010

Pulang kampung

menjejak kaki di bumi Parahyangan
serta merta mencium wangi kota
logat daerah menyapa merdu di telinga
kudekap hangat dingin menusuk tulang
melanjut langkah menyusun nostalgi
bertahun sudah kutinggalkan kenangan
apa kabar tarian telanjang kaki kecil
mengiringi embun pagi basah
yang pergi bersama terik matahari
apakah citamu masih selugu dulu
apakah asamu masih polos
seperti ketika berjanji
ingin memberi panen bagi negri
harapku..semoga kerja ini
dapat merengkuh semua itu kembali


Bandung dalam kenangan 2010

Jumat, 17 September 2010

JASA FOTOGRAFI dari Fotografer Jurnal


Kami dari Fotografer Jurnal menyediakan jasa fotografi profesional untuk pemotretan foto produk, foto makanan, foto fashion, foto pre wedding, company profile dan lain-lain. Khusus harga foto produk mulai dari 50rb per item.
Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi : Didit 081381007303 atau diditdof@yahoo.com serta kunjungi galeri kami di FJ GALERI.

Setiap kebutuhan anda akan kami perlakukan dengan special dan sepenuh hati.


Foto : Karib Munajat

Selasa, 14 September 2010

Branding dalam fotografi

Ketika sebagian besar masyarakat kita mengasosiasikan merek 'aqua' untuk menunjuk kepada umumnya air mineral dalam kemasan, berarti merek tersebut telah berhasil dalam usaha brandingnya.

Secara umum, branding berarti sebuah cara untuk membuat masyarakat atau konsumen agar tertarik, mengingat lalu setia untuk menggunakan sebuah merek atau brand, malah kalau bisa menjadi fanatik dan dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut menggunakannya.

Pada ranah fotografipun begitu, Pak Darwis Triadi contohnya. Setiap ada produsen kamera digital yang mengeluarkan produk barunya selalu saja menggunakan Pak Darwis sebagai duta produknya. Padahal di Indonesia ada banyak fotografer yang nggak kalah hebat karya serta dedikasinya. Tapi kenapa kalau soal menjadi duta gadget fotografi produk baru selalu saja Pak Darwis yang dipilih? Karena nama Darwis Triadi sendiri tidak hanya dikenal oleh kalangan fotografi saja tapi kalangan awampun sudah banyak yang mengetahuinya.

Jadi secara branding, nama Pak Darwis sudah sukses dikenal dan meraih kepercayaan akan jaminan mutu di bidang fotografi oleh berbagai kalangan.

Lalu bagi kita, sebagai insan penikmat dan penggelut fotografi, apakah kegiatan branding ini perlu dilakukan? Jawabannya tentu kembali berpulang kepada; sebagai media apakah kegiatan fotografi ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sarana pendokumentasian biasa, hobi yang dapat menghilangkan stres, atau malah sebagai sarana pengisi periuk nasi?


Foto : tukangpoto

Jumat, 03 September 2010

Maaf pak, saya butuh buru-buru...

Sudah beberapa kali ini saya tidak bisa mengerjakan pekerjaan dari klien karena alasan di atas. Butuh cepat, buru-buru, sudah ditunggu hasil cetaknya dan sebagainya.

Sejak pertama kali klien menelpon saya dan mendeskripsikan kebutuhan fotografi mereka, secara otomatis langsung terbayang akan seperti apa komposisi fotonya, pencahayaan yang akan digunakan sekaligus dengan rencana olah digitalnya. Tapi ketika klien memberikan tengat waktu yang mepet untuk mengerjakannya, luntur sudah bingkai ideal yang tadi sudah terimajinasikan.

Untuk memulai sebuah pekerjaan atau assignment pastinya para klien itu sudah memperhitungkan jangka waktu penyelesaiannya. Begitu juga dengan bagian yang menyangkut kerja fotografi. Seharusnya mereka mengerti bahwa fotografi adalah kerja seni yang membutuhkan olah rasa akan keindahan. Dan pekerja fotonya butuh waktu untuk merenungkan serta mengaplikasikan keindahan tersebut.

Pekerjaan yang terburu-buru hanya akan merugikan kedua belah pihak. Pertama, bagi pihak klien; karena tidak mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal. Kedua, bagi pihak fotografer; karena tidak bisa memberikan hasil kerja yang maksimal dan citra yang kurang baik bagi portfolionya jika hasil foto tersebut kelak dipublikasikan.

Mudah-mudahan pemahaman kita akan kerja fotografi jadi bertambah dengan adanya pengalaman ini.


foto : Karib Munajat

Sabtu, 28 Agustus 2010

Megapiksel

Sepertinya topik megapiksel ini tidak pernah habis untuk dibicarakan. Terutama oleh para penjual kamera yang selalu mengiming-imingi para konsumen awamnya bahwa semakin tinggi angka megapiksel sebuah kamera maka semakin baik pula gambar yang dihasilkannya.

Suka merasa terganggu juga sih jika suatu kali sedang motret lalu ada yang bertanya, "Kameranya berapa megapiksel, mas?" Seolah hanya faktor megapiksel yang menentukan bagus tidaknya gambar yang akan dihasilkan oleh sebuah kamera. Tapi lama-kelamaan saya jadi maklum sendiri, bahwa masih banyak yang salah informasi tentang megapiksel ini.

Sebagai informasi, piksel adalah elemen terkecil dalam sebuah gambar digital yang direpresentasikan oleh sebuah titik. Makin tinggi jumlah titik yang dikandung dalam sebuah gambar, makin tinggi pula nilai resolusinya maka semakin baik pula kualitas gambar digital tersebut.

Jika hasil dokumentasi anda hanya akan disimpan dalam PC atau hanya akan dicetak dalam ukuran postcard, sebenarnya kamera saku 6 megapiksel sudah dapat menghasilkan gambar yang bagus.

Hal yang lebih menentukan kualitas gambar yang akan dihasilkan sebuah kamera digital adalah sensor. Sensor dalam kamera digital ibarat film negatif yang menerjemahkan cahaya ke dalam gambar. Sensor dengan ukuran lebih besar dan berkualitas lebih berpengaruh ketimbang piksel dalam proses menghasilkan gambar yang baik.

Sebagai perbandingan, kamera DSLR 6 megapiksel bersensor besar bisa menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik daripada kamera saku 10 megapiksel bersensor kecil.

Semoga dapat membantu.

Kamis, 05 Agustus 2010

Tips memilih lensa

Dalam hal memilih lensa, sama seperti ketika kita memilih kamera mana yang ingin kita beli. Sebaiknya memang disesuaikan dengan kebutuhan jenis fotografi yang sedang kita geluti.
Beruntung bagi mereka yang sudah mengetahui secara pasti lensa mana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan fotografinya. Yang paling susah adalah bagi yang belum bisa menentukan pilihannya tapi sudah berkeinginan dan berkemampuan untuk membeli lensa baru.

Untuk membantu memudahkan pemilihan jenis lensa, saya bagi jenisnya dalam 4 kategori :

- Lensa standar
Berukuran 50mm dengan sudut pandang mata normal, biasanya sudah menjadi satu paket bawaan ketika kita membeli kamera DSLR. Seperti pengalaman saya ketika mulai belajar fotografi dulu, lensa inilah yang menjadi andalan. Jika ada obyek yang menarik, kitalah yang harus maju mundur untuk mengatur komposisi terhadap si obyek. Saya sendiri rindu untuk mengembalikan fotografi sebagai hobi seperti dulu, nikmat sekali rasanya.

- Lensa wide angle
Berukuran antara 18mm sampai dengan 35mm dan bersudut pandang lebih lebar dari lensa standar. Sangat cocok bagi yang senang memotret pemandangan atau bagi yang suka bereksperimen dengan pandangan bersudut lebar, seperti foto di sini.

- Lensa tele
Berukuran antara 80mm keatas dan bersudut pandang sempit atau lebih terfokus pada sebuah obyek. Biasa digunakan untuk keperluan pemotretan model, fashion dan even olahraga.

- Lensa zoom
Memiliki range sudut pandang yang panjang dengan banyak pilihan untuk keperluan yang beragam. Ada yang berukuran 18mm-135mm atau wide angle ke telefoto, yang medium antara 35mm- 80mm atau telefoto ke super telefoto; 100mm-400mm. Karena kefleksibilitasannya ini sekarang lensa zoom banyak dijadikan senjata andalan para fotografer. Hanya dengan memutar ring lensa zoom, seorang fotografer sudah dapat melakukan berbagai komposisi pada obyek fotonya.

Semoga dapat membantu.



Sumber foto

Jumat, 30 Juli 2010

WORO-WORO JASA FOTOGRAFI

Bagi anda yang menggunakan jasa fotografi dari Fotografer Jurnal, secara otomatis produk atau jasanya akan direview di blog ini.

Hal ini akan menjadi program pelayanan tambahan dari Fotografer Jurnal agar produk yang menggunakan jasa fotografi kami bisa lebih dikenal lewat medium online.

Jadi bagi para sahabat pembaca diharap tidak harus bingung jika sewaktu-waktu blog ini menampilkan artikel mengenai review dari sebuah produk atau jasa.

Artikel-artikel mengenai fotografi masih akan terus ditingkatkan guna menambah wawasan pemahaman dan pengetahuan kita akan seluk beluk dunia fotografi serta untuk terus mempererat tali silaturahmi yang sudah terjalin selama ini.

Jadi jangan pada ke mana-mana,ya...
Sekian woro-woro dari kami. Salam jepret!

Kamis, 22 Juli 2010

Foto human interest

Tentunya foto-foto dengan obyek manusia sudah tidak asing lagi di mata para sahabat. Apalagi foto-foto ini bisa dengan mudahnya kita jumpai setiap hari di koran-koran, majalah, media internet dan media lainnya.

Foto-foto dengan tema manusia biasanya tercantum sebagai gambar ilustrasi penguat sebuah artikel. Karena seperti dikatakan bahwa sebuah foto bisa lebih kuat maknanya daripada ribuan kata.

Foto yang menggambarkan manusia yang sedang beraktifitas lengkap dengan ekspresinya yang tergambar secara detail biasa disebut dengan foto human interest.

Dan biasanya foto-foto human interest yang dapat menggambarkan ekspresi obyeknya dengan kuat selalu disajikan dalam warna hitam putih. Mengapa? Karena foto hitam putih dapat membawa pemirsanya untuk memusatkan perhatian langsung pada ekspresi obyek utamanya tanpa terganggu oleh kehadiran warna-warna.



Foto : Menik

Sabtu, 17 Juli 2010

Hari-hari terakhir bersama bapak

Bapak sudah pergi. Bapak sudah tidak bersama kami lagi. Hari-hari terakhir bersama bapak saya rasakan sebagai hari yang meninggalkan kesan begitu mendalam di hati saya.

Bapak sakit. Bapak hanya terbaring tidak berdaya. Ketika saya merasa direpotkan oleh kehadirannya, kembali saya tatap foto kenangan di atas. Bapak dulu pernah menggendong saya, mengganti popok saya, membimbing langkah pertama saya, dengan sabar menyahuti setiap panggilan saya. Tak terhitung yang telah bapak lakukan buat saya, sementara yang saya dapat lakukan hanyalah memberi sedikit kenyamanan menjelang hari-hari terakhirnya.

Sekarang bapak sudah bisa tersenyum kembali.
Bapak sudah lepas dari penderitaannya.
Selamat jalan, pak.
Sampai kita berjumpa lagi.


Kredit foto : bapak bersama saya ketika berumur 1,5 tahun di atas Jembatan Ampera, Palembang, tahun 1974.

Jumat, 09 Juli 2010

Jasa fotografi

Dalam dunia jasa fotografi, sebagaimana dunia penyedia jasa-jasa lainnya, juga tak luput dari suka dan duka.

Imej glamour dan 'wah' memang sering melingkupi dunia jasa fotografi, tapi itu hanya mewakili lingkup kecil saja, selebihnya adalah kerja keras.

Kisah ini dialami oleh seorang sahabat saya yang juga berprofesi sebagai fotografer. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan pelajaran bagi sahabat fotografer khususnya dan para sahabat pekerja penyedia jasa pada umumnya.

Masalah krusial yang sering menjadi batu sandungan adalah soal pembayaran. Sahabat saya mengambil order seorang klien dengan kesepakatan pembayaran di muka sebesar 50% dan 50% lagi setelah pekerjaan selesai. Di dalam dunia kami, rasanya tidak etis jika tidak menyerahkan seluruh hasil pekerjaan jika sudah selesai. Apalagi sudah mendapat fee di muka. Sayangnya sang klien mangkir untuk membayar sisa fee yang 50% lagi. Kalimat klasik yang sering dilontarkan ketika ditagih adalah ' nanti pasti saya transfer'.

Hal seperti ini memang lebih sering terjadi pada penyedia jasa yang bekerja secara perorangan atau pribadi.

Karena suka mengalami hal ini, seorang sahabat dari penyedia jasa lainnya menerapkan pembayaran order 75% di muka, untuk antisipasi agar tidak terlalu nyesek jika kliennya mangkir dalam pembayaran sisa order fee-nya.

Apapun alasannya, saya sebagai pekerja di bidang jasa hanya ingin menghimbau para pengguna jasa agar dapat menghormati kesepakatan yang sudah disetujui sebelumnya, demi kelancaran pekerjaan dan bisnis bersama.

Bagaimana dengan sahabat pembaca, punya pengalaman serupa?



Foto : Karib Munajat

Jumat, 02 Juli 2010

Tips ke studio foto

Ke studio foto? Mungkin ide ini bakalan ada diurutan terbelakang jika ditanyakan pada seorang pria tentang hal yang paling ingin dilakukannya saat ini. Atau malah menjadi keinginan yang pertama jika pertanyaan ini ditanyakan pada seorang remaja putri yang sedang senang-senangnya berdandan dan bernarsis-narsisan di depan kamera.

Tapi memang nggak bisa dipungkiri jika kegiatan ke studio foto ini bukanlah menjadi kebutuhan primer layaknya mengisi perut, kecuali jika KTP anda sudah kadaluarsa dan memang membutuhkan pas foto baru.

Berikut ada sedikit tips yang mudah-mudahan dapat membantu anda menempatkan kegiatan ini di dalam skala prioritasnya, sehingga tidak menjadi mubazir dan sekedar membuang-buang uang belaka :

1. Tujuan.
Sebaiknya tetapkan tujuan anda terlebih dahulu sebelum menuju studio foto. Mau bikin pas foto, foto seluruh badan untuk ikut lomba gadis sampul, foto bersama sang kekasih, atau sekedar mau bertanya harga paket-paket foto yang ditawarkan untuk membandingkan mana yang paling terjangkau di antara studio-studio yang ada.

2. Urgent atau tidak.
Apakah anda membuat foto ini untuk keperluan yang mendesak, sebuah keharusan atau hanya untuk portfolio pribadi. Jika mendesak, misalnya untuk keperluan melamar pekerjaan atau untuk mendaftarkan diri pada sebuah talent agency.

3. Ukuran.
Dalam ukuran berapa anda perlu fotonya? Mungkin hanya perlu dalam ukuran pas foto, post card, atau dalam ukuran besar karena untuk dipajang di ruang tamu. Hati-hati terkena rayuan customer servicenya sehingga anda mencetak banyak dan dalam ukuran yang sebenarnya tidak anda perlukan (..ini berdasarkan pengalaman, lho.. :) ) Untuk lebih amannya, simpan saja file foto anda dalam CD untuk anda tentukan keperluan selanjutnya.

Semoga dapat membantu.



Foto : tukangpoto

Jumat, 25 Juni 2010

Foto close up

Pada tahun 90 an, gaya foto close up atau foto yang diambil dari batas pinggang ke atas mulai dikenal di masyarakat. Hal ini mungkin juga dipicu oleh kejenuhan masyarakat akan pose seluruh badan yang selalu diterapkan ketika mereka menggunakan jasa studio foto untuk berbagai keperluan.

Apalagi didukung dengan menjamurnya studio-studio foto yang terkenal karena memiliki spesialisasi di bidang foto close up.

Saya sendiri memiliki banyak memori tentang foto close up ini. Karena memang di awal profesi saya sebagai fotografer, saya pernah bekerja di beberapa studio yang terkenal dengan gaya foto-foto close up nya.

Sebenarnya dengan kondisi seperti ini, kita sebagai fotografer jadi harus belajar lagi untuk mengkreasikan pose atau gaya yang bisa diterapkan untuk foto close up tersebut agar hasilnya bisa lebih memuaskan para klien.

Ada sedikit tips untuk foto close up :

- Gunakan lensa paling sedikit 80 mm ke atas untuk memotret close up agar terhindar dari efek distorsi.

- Berikan pose seluruh badan pada sang model kemudian shot dengan komposisi close up. Hal ini bertujuan agar pose sang model bisa lebih luwes jatuhnya.

- Gunakan elemen yang ada di studio untuk menciptakan pose-pose yang lebih variatif. Misalnya; elemen dari pakaian, aksesoris, properti studio dan lain-lain.



Foto : Tukangpoto

Selasa, 22 Juni 2010

Peribahasa fotografi

peribahasa :
Bagai menggantung potret mentari pagi

artinya :
Orang yang selalu percaya akan adanya harapan yang lebih baik di esok hari


gambar : Maharani Laksmi Dewi

Ikut memeriahkan acara Kontes Menulis Peribahasa nya Pakde Cholik

Jumat, 18 Juni 2010

Fashion fotografi

Konsep dari fashion fotografi jaman sekarang sudah berbeda jauh dari jaman sebelumnya. Pada era tahun 70 an dan 80 an, seorang fotografer begitu mendominasi jalannya sebuah sesi pemotretan foto fashion. Karena pada waktu itu para klien begitu mempercayakan imej visual produk fashion mereka di tangan seorang fotografer.

Ketika jaman sudah berganti, target konsumen sebuah produk fashion pun lebih tersegmentasi. Sasaran pasarnya menjadi begitu beragam sehingga membutuhkan lebih banyak orang yang terspesialisasi pada bidangnya masing-masing untuk bekerja sama dalam satu tim agar dapat membidik segmen konsumen yang tepat melalui konsep visual imej yang sesuai dengan produk fashion yang akan dipasarkan.

Orang-orang kreatif di balik sebuah pemotretan fashion fotografi biasanya terdiri dari :

- Fashion stylist atau pengarah gaya
Seorang fashion stylist bertugas untuk membuat konsep pembentukkan imej secara visual, menyelaraskan dengan elemen produk fashion yang dijual dengan target segmen pasarnya.

- Fotografer
Seorang fotografer bertugas untuk menghasilkan atau menterjemahkan konsep imej dari produk fashion yang akan dijual ke dalam bentuk visual.

- Make up artist dan hair stylist
Seorang make up artist dan hair stylist bertugas untuk membentuk look pada seorang model sesuai dengan konsep yang sudah diberikan oleh seorang fashion stylist.

Dari setiap profesi di atas sangat diperlukan kerjasama dan masukkannya agar sebuah pemotretan produk fashion dapat berjalan dengan optimal.



Foto : Karib Photography

Jumat, 11 Juni 2010

Momen sepak bola piala dunia 2010

Pada artikel kali ini saya tidak akan membahas tips memotret sepak bola atau sebangsanya karena mengenai hal ini sudah pernah dibahas di sini.

Saya hanya ingin sekadar berandai-andai, bagaimana jika pada saat ini kita bisa berada di Afrika Selatan lengkap dengan peralatan fotografi yang tepat untuk menangkap keriaan berjuta momen menarik pada perhelatan sepak bola piala dunia 2010 kali ini...

Sementara kita berimajinasi, kita patut bersyukur masih bisa menikmati pertandingan-pertandingannya lewat layar televisi di rumah kita masing-masing. Setidaknya kita jadi tidak ketinggalan berita.

Selamat menikmati dan salam jepret!


Sumber foto

Selasa, 08 Juni 2010

Style fotografi

Berbicara mengenai style fotografi berarti berbicara tentang keunikan dari tiap-tiap fotografer didalam menghasilkan karya mereka.

Mengapa unik? Karena setiap hasil karya foto dari tiap-tiap fotografer itu tidak ada yang sama. Entah itu dari masalah anglenya, cara dia mengarahkan gaya pada modelnya, penerapan pada lightingnya atau olah digitalnya. Semuanya benar-benar berbeda satu dengan yang lain.

Sewaktu masih bekerja di studio foto dulu, rekan-rekan sepekerjaan bisa dengan mudah membedakan yang mana hasil karya si A dan yang mana hasil karya si B hanya dengan melihat beberapa lembar foto saja. Berarti dari sini style atau gaya fotografi mereka sudah terbentuk.

Hal ini memang menjadi sesuatu yang keluar dengan sendirinya disebabkan karena kepribadian yang berbeda-beda dari sang fotografer. Sesuatu yang unik dan personal.

Menemukan atau membentuk style fotografi kita sendiri hendaknya jangan menjadi beban atau sesuatu yang dipaksakan. Memang pada tahap awal belajar kita pasti meniru atau mencontoh style fotografi dari para senior kita atau fotografer yang kita idolakan dan ini lumrah terjadi.

Seiring berjalannya waktu, dengan terus menekuni kegiatan yang kita cintai ini, membebaskan pandangan, berpikiran 'out of the box', menekan tombol rana dengan nyaman, menghasilkan sesuatu yang unik, dan menjadi diri sendiri maka secara alamiah perlahan tapi pasti , style fotografi anda akan terbentuk.

Seorang fotografer senior pernah berkata 'photography is general, but style is personal'. Setuju sekali!



Foto : Tukangpoto

Jumat, 04 Juni 2010

Tips menggunakan lampu kilat pada kamera saku

Bisa dipastikan pada setiap kamera saku digital yang kita miliki dilengkapi dengan lampu kilat internal. Walaupun itu hanya sekedar untuk mencahayai obyek fotonya, tanpa tambahan modus settingan lain.

Fungsi utama dari lampu kilat adalah memberi tambahan cahaya buatan agar obyek yang difoto bisa tercahayai dengan baik.

Pada kamera saku digital yang lebih canggih kadang memberikan modus lampu kilat yang lebih komplit. Tapi sayangnya kemampuan tambahan dari lampu kilat ini jarang dimanfaatkan untuk menghasilkan karya foto yang lebih kreatif.

Ada beberapa modus lampu kilat pada kamera saku yang bisa kita manfaatkan, antara lain :

- Auto
Lampu kilat pada settingan ini akan menyala sendiri ketika obyeknya dalam keadaan gelap atau kurang tercahayai. Dan bisa dinon-aktifkan ketika tidak diperlukan.

- Slow Sync
Modus ini cocok untuk merekam obyek di malam hari dengan dengan latar belakang yang juga terang. Cara kerjanya adalah lampu kilat akan berpijar lebih dulu sementara rana kamera yang berkecepatan rendah akan merekam detil latar belakang.

- Rear Curtain Sync
Cara kerjanya sama dengan slow sync hanya saja lampu kilatnya menembak sesaat sebelum rana kamera menutup. Cocok unutk bereksperimen merekam gerakan atau aktifitas laksana slow motion.

- Red eye Reduction
Cara kerjanya kamera akan menembakkan serangkaian flash berkekuatan rendah sebelum akhirnya menembakkan cahaya utama. Bertujuan untuk menghilangkan efek mata merah.

Fill In Flash
Fungsinya adalah menghilangkan bayangan yang timbul pada obyek karena kuatnya sumber cahaya utama. Misalnya : cahaya matahari pada siang hari.
Lampu kilat diaktifkan untuk menghilangkan bayangan pada keadaan :
- Latar belakang yang jauh lebih terang dari obyek utama.
- Bayangan dari topi atau payung yang digunakan si obyek.
- Memotret di bawah keteduhan.
misalnya : bayangan dari bangunan, motret di bawah pohon dan lain-lain.

Semoga bisa membantu.

Senin, 31 Mei 2010

Kenali kamera anda

Belakangan ini masyarakat kita dimudahkan oleh modus auto yang memang sudah tersedia di tiap perangkat digital yang dimilikinya. Biasanya terdapat pada perangkat digital yang dapat membantu memudahkan kegiatan serta aktifitas manusia modern pada kehidupan sehari-harinya. Baik itu televisi, pendingin ruangan, mesin cuci maupun sepeda motor.

Begitu juga dengan kamera DSLR dan kamera saku digital yang kita gunakan. Modus auto pada kamera digital memberikan kita kemudahan untuk mengantisipasi jika ada momen mendadak yang ingin kita tangkap.

Bagi yang hobi fotografi, ketergantungan pada modus auto ini tentu saja sangat tidak dianjurkan. Selain mengurangi penguasaan pada kelebihan kamera serta fitur-fiturnya juga akan membatasi kreatifitas di dalam menghasilkan karya foto.

Mengenal dan menguasai penggunaan kamera pribadi masing-masing dapat dilakukan dengan cara :

1 . Baca buku manualnya.

Biasanya kegiatan ini yang paling segan untuk dilakukan oleh para fotomania. Tapi dengan membaca manualnya kita akan memiliki gambaran secara menyeluruh tentang cara kerja, kemampuan serta kelebihan dari kamera kita.

2 . Eksplorasi kamera.

Coba dan tes seluruh kemampuan dari kamera anda. Coba satu-persatu seluruh modus yang tersedia, tentukan fokusnya, atur kecepatan serta diafragma, perhatikan eksposur, ubah sensitifitas ISO nya. Perhatikan setiap perubahan yang dihasilkan dengan mengamati hasil fotonya.

3 . Data teknis.

Baca dan pahami setiap data teknis dari foto-foto yang dihasilkan oleh kamera anda, khususnya hasil foto yang anda anggap bagus dan menarik serta mewakili selera pribadi anda.

Dengan pengenalan dan penguasaan yang baik terhadap cara kerja dan kemampuan kamera pribadi, diharapkan agar kita dapat mengantisipasi setiap momen yang ingin kita tangkap dan menghasilkan karya-karya ciamik dan luar biasa.


Kredit foto : gambar di atas adalah kamera SLR pertama saya ketika memulai hobi fotografi, Yashica FX-3 super 2000.

Sumber foto

Kamis, 27 Mei 2010

Kenapa cewek suka foto narsis?

Apakah anda suka memperhatikan foto-foto profil yang berseliweran di media social network belakangan ini?

Terutama yang pemilik akunnya adalah cewek-cewek ABG masa kini yang tidak ingin ketinggalan ikut dalam euforia yang sedang in.

Piranti digital favorit yang mereka gunakan untuk membuat foto profil ini adalah kamera ponsel.

Inilah alasan mengapa para cewek-cewek ini suka mengabadikan diri mereka sendiri atau berfoto narsis menggunakan kamera ponsel :

1 . Nggak pede.
2 . Lebih tau angle cantiknya.
3 . Bebas mau take berapa kali.
4 . Nggak harus ke studio foto.
5 . Mudah menghapus yang menurutnya tidak bagus.
6 . Kemudahan meng-upload.
7 . Bebas bergaya seronok.
8 . Bisa berfoto bersama sahabat atau pacar.

Ada sahabat yang bisa menambahkan alasan lain?



Sumber foto

Senin, 24 Mei 2010

Berapa shutter count kamera kita?

Mungkin beberapa dari kita tidak memperhatikan atau biasanya memang tidak ada yang memberi tahu, sampai di mana batas hidup atau istilahnya shutter count dari kamera DSLR yang kita miliki.

Jadi shutter count adalah sampai berapa kali kamera digital kita dapat mengambil gambar.

Sama seperti gadget digital lainnya, semuanya memiliki batas hidup. Seperti ketika tuts keyboard dari PC di rumah kita ada beberapa yang tidak berfungsi karena sudah beberapa tahun dipakai.

Berbeda dengan kamera SLR mekanik dulu, asal kita merawatnya dengan baik dan cara pemakaian yang apik, maka umur penggunaanya pun akan lebih panjang.

Shutter count pada setiap kamera DSLR pun berbeda-beda tergantung pada banyak faktor. Berdasarkan hasil gugling, angka rata-rata shutter count untuk kamera DSLR adalah sekitar 100.000.

Informasi shutter count dari sebuah kamera menjadi sangat penting bagi yang ingin membeli kamera DSLR second. Untuk menceknya, kita bisa menggunakan software yang disediakan oleh masing-masing merk kamera.

Tapi setelah kamera kita mencapai limit shutter count nya, kita tinggal mengganti shutter release kamera tersebut pada authorize service center pemegang merk, hingga kamera kita dapat dioperasikan lagi seperti semula.

Mungkin ada sahabat yang mau menambahkan?



Sumber foto

Jumat, 21 Mei 2010

Gejolak itu..

Jemarinya gemetaran memegang kamera seraya memandang pose wanita di hadapannya.



Fiksi mini ini diikutsertakan dalam Kontes Fiksi Mini
yang diselenggarakan oleh wi3nda

Rabu, 12 Mei 2010

Tips Foto Bokeh

Istilah foto bokeh mungkin tidak begitu populer bagi awam dan sebagian pekerja seni foto lainnya. Saya sendiri mengenal istilah ini sejak mulai bersinggungan dengan internet.

Kata 'bokeh' sendiri berasal dari bahasa Jepang yang berarti 'blur' atau 'kabur'. Istilah bokeh pertama kali dipopulerkan pada tahun 1997 di Photo Techniques Magazine oleh editor Mike Johnston, untuk menunjuk pada obyek foto yang dikelilingi oleh gambar latar belakang yang blur.

Foto bokeh sangat erat kaitannya dengan pemilihan ruang tajam yang bercerita sehingga menguatkan tampilan dari obyek utamanya. Jadi tidak hanya sekedar foto dari sebuah obyek yang latar belakangnya blur semata.

Untuk menciptakan foto bokeh yang asik, ada tahap-tahap yang perlu untuk diperhatikan :

Ruang tajam
Tentukan dulu seberapa blur latar belakang yang akan anda terapkan pada sebuah obyek daripada hanya sekadar membuatnya blur semata. Sebab kadang latar belakang yang tidak terlalu blur akan dapat bercerita dan membuat tampilan obyek utamanya menjadi lebih kuat.

Lensa
Semakin panjang fokal lensanya atau lensa tele maka semakin sempit ruang tajam yang dihasilkannya. Biasanya dengan menggunakan lensa tele 100 mm ke atas atau lensa yang memiliki aperture yang cukup besar . Misalnya lensa 50 mm dengan f 1.2.

Pemilihan obyek
Pilihlah obyek yang dapat membuat foto bokeh anda bisa bercerita dan sedap dipandang mata. Dengan banyaknya latihan lama-kelamaan kepekaan mata kita akan dapat memilih obyek mana yang layak untuk dijadikan sebuah foto bokeh.

Semoga bisa membantu.



Kredit foto
Model : Gabriela Gunawan
Fotografer: Fouri!

Rabu, 05 Mei 2010

Pengalaman belajar memotret model

Ketika pertama kali belajar memotret manusia sebagai model, saya jadi teringat senior saya yang pernah mengatakan bahwa jika ingin belajar memotret model sebaiknya menggunakan model yang tidak berhubungan atau awam dengan dunia fotografi, tidak cantik atau tidak tampan, tidak luwes atau dengan kata lain pilihlah yang tidak fotogenic.

Jika belum apa-apa kita sudah menggunakan model yang fotogenic, berarti kita akan kehilangan kesempatan untuk belajar dasar-dasar dari memotret model itu sendiri.

Bagaimana membuat model yang tadinya kaku menjadi terbiasa di depan kamera, yang disuruh tersenyum saja susahnya minta ampun sampai akhirnya bisa tertawa lepas, mencari angle-angle yang menjadi kelebihan seseorang dan menutupi kekurangannya, sampai akhirnya belajar mengarahkan seseorang hingga ia bisa menjadi dirinya sendiri dan menghasilkan sebuah foto yang layak.

Komunikasi memang menjadi hal yang penting di sini. Bagaimana kita berkomunikasi kepada seorang anak kecil, remaja, orang yang lebih tua, semuanya itu mempunyai cara pendekatan yang berbeda-beda hingga akhirnya bisa menghasilkan foto yang sesuai dengan karakter masing-masing.

Dari pengalaman ini saya jadi belajar bahwa ternyata fotografi itu tidak hanya sekedar senyum dan jepret saja. Semakin kita mendalami semakin banyak hal-hal yang harus kita pelajari, sebagaimana bidang-bidang ilmu lainnya.

Tapi selama kita mencintai dan menikmati apa yang kita pelajari, semuanya tidak menjadi masalah.

Salam jepret!


sumber foto : facebook.com/Chusnul Khairuddin

Minggu, 02 Mei 2010

Humor fotografer

Suatu malam, di dalam kamar seorang fotografer pemula yang lugu tapi tekun bekerja dan berdoa, datanglah sang malaikat untuk mengabulkan doa si fotografer tersebut. Ia memberikan sebuah kamera DSLR paling canggih yang pernah ada. "Terima kasih, terima kasih...", tak henti-hentinya fotografer tersebut berucap pada sang malaikat.

Hari-hari si fotografer dihabiskan untuk mempelajari kamera baru tersebut serta mempraktekan ilmu-ilmu fotografi yang tidak bisa ia lakukan jika menggunakan kamera lamanya. Sayang sang malaikat lupa menyertakan buku manualnya sehingga ia bisa mempelajari kameranya dengan lebih optimal lagi.

Beberapa waktu kemudian sang malaikat datang kembali ke tempat fotografer tadi, sang malaikat ingin memberikan hadiah pada si fotografer karena telah rajin dan bekerja keras dalam mempelajari kamera pemberiannya.

"Kupersembahkan padamu seorang gadis cantik yang akan menemani hari-hari sepimu", ujar sang malaikat. Si fotografer pun melongo melihat betapa cantik gadis pemberian sang malaikat kepadanya.

Sadar dari kekagumannya, si fotografer pun berkata pada sang malaikat, "..Oh ya, jangan lupa buku manualnya..".

Sekarang, gantian sang malaikat yang melongo...



Humor fotografer ini diikut sertakan pada acara Liga tertawa nya Pakde Cholik.

Sabtu, 01 Mei 2010

Foto bugil

Fenomena menyebarnya foto bugil di internet saya rasakan euphorianya sejak lima tahun belakangan ini. Foto bugil yang dimaksud adalah bukan foto bugil dari website yang memang berisi gambar-gambar khusus pemirsa dewasa, melainkan foto bugil dari para artis dan elemen masyarakat Indonesia. Saya sendiri mengetahui hal ini setelah beritanya dimuat di media-media cetak, jadi bukan mengetahui langsung secara online, maklum namanya juga pemula di dunia internet.

Sebelum adanya media internet, agak sulit bagi masyarakat awam untuk mengetahui adanya foto bugil atau video dari para artis, anggota dewan, pegawai pemda, anak kuliahan atau anak sekolahan sekalipun. Foto-foto mereka bisa nyangkut di ranah maya juga karena berbagai sebab. Kebanyakan karena diupload oleh orang yang tidak bertanggung jawab, fotografer yang tidak profesional dan lain sebagainya. Banyak foto yang original, tapi banyak juga foto hasil rekayasa orang 'kreatif'. Bahkan sampai ada artis yang harus mengundang pakar telematika untuk mengklarifikasi bahwa foto bugilnya di internet hanyalah hasil rekayasa.

Ketika masyarakat bisa ikut aktif menjadi pewarta atau 'citizen reporter' hampir semua berita atau kejadian, baik dalam bentuk foto atau video yang dapat diupload ke internet dan dapat disaksikan secara realtime oleh para pemirsanya. Hal ini juga sangat ditunjang oleh adanya social networking yang sudah seperti ajang bergaulnya masyarakat modern. Apalagi ponsel canggih yang siap online sudah menjadi standar gadget kebutuhan sehari-hari.

Memang selalu ada sisi negatif dan positif dari setiap kejadian. Tapi dengan berjalannya waktu, saya percaya masyarakat online kita sudah lebih bijaksana untuk memilah mana yang patut dan tidak patut. Ada baiknya kita berhati-hati dengan apa yang kita potret atau rekam dan sadar akan setiap konsekwensinya. Akan sangat menyenangkan jika kita bisa lebih bijaksana ketika online. Salam jepret!

Minggu, 25 April 2010

Fotografi makro



Fotografi makro adalah cara pembesaran terhadap sebuah obyek yang kecil, sehingga detailnya menjadi terlihat jelas dalam skala 1 :1 atau lebih besar. Dalam arti hasil foto anda dapat disebut foto makro jika skala antara hasil foto dan obyek aslinya adalah satu banding satu. Atau skala hasil fotonya lebih besar dari obyek aslinya.

Obyek dari fotografi makro bisa sangat beragam, biasanya yang luput keindahannya dari pandangan mata normal. Selain memotret keindahan dunia mikro dari tumbuhan dan serangga, ternyata fotografi makro juga digunakan untuk keperluan industrial; seperti engineering, manufacture, kedokteran gigi dan lain sebagainya.

Alat fotografis yang digunakan untuk membuat fotografi makro pun bermacam-macam, tapi pada postingan kali ini saya hanya akan mencantumkan alat bantu yang lazim digunakan oleh para fotografer makro dalam menciptakan karyanya :

1 . Lensa makro
Jika anda serius ingin menggeluti fotografi makro dan mempunyai dana lebih, tidak ada salahnya anda memiliki lensa ini sebagai investasi. Sebab lensa makro adalah alat yang dapat menghasilkan gambar yang paling baik untuk fotografi makro dibanding alat yang lain.

2 . Reverse ring
Alat ini yang paling banyak digunakan oleh para pemula karena harganya yang terjangkau. Berfungsi untuk menyambung bagian muka lensa dengan bodi kamera atau memasang lensa secara terbalik terhadap bodi kamera. Imej yang dihasilkan cukup tajam dengan ruang tajam yang sempit.

3 . Filter close up
Sama seperti penggunaan filter-filter lainnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa kamera. Dengan tingkat pembesaran yang beragam, mulai dari +1 sampai dengan +10. Dampak dari penggunaan filter ini adalah mempersempit ruang tajam.

4 . Extension tube
Alat ini dapat meningkatkan pembesaran pada gambar tergantung pada berapa kali pembesarannya. Sesuai dengan namanya, alat ini dipasang di antara bodi kamera dan lensa. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemotretan jadi memerlukan pencahayaan atau exposure yang lebih lama agar gambar dapat tercahayai dengan baik.

Pada artikel fotografi makro berikutnya saya akan mencantumkan alat-alat yang tidak lazim yang dapat kita gunakan untuk membuat foto makro. Selain lebih murah, semuanya menuntut kita untuk lebih kreatif. Selamat mencoba!



sumber foto

Rabu, 21 April 2010

Harga foto produk

Ketika sedang mencari standar harga foto produk di internet, saya mendapati bermacam harga yang ditawarkan hingga bisa disesuaikan dengan budget yang dimiliki sang calon klien. Ada yang murah, ada yang mahal sampai pada yang dapat ditawar sesuai permintaan atau tingkat kesulitan teknis pemotretan. Saya melakukan survey ini karena diminta seorang sahabat yang ingin mulai menjajakan jasa fotografinya secara online sehingga nantinya sudah memiliki ancer-ancer standar harga foto produk dan di segmen yang mana nanti dia akan bermain.

Berdasarkan hasil browsing saya, harga foto produk tersebut bisa dikategorikan ke dalam segmen :

Yang murah
Saya sampai nggak percaya ketika melihat harga yang ditawarkan pada segmen ini, sampai saya bertanya-tanya apa bisa dengan harga segitu menutupi ongkos produksinya. Tapi mungkin mereka hanya menerima order 'partai besar', sehingga masih bisa menghasilkan keuntungan.

Yang mahal
Ketika rekan saya menawarkan pada kliennya untuk memakai jasa fotografi dengan harga yang lebih miring dari yang biasa dia pakai, sang klien malah menolak karena sangsi apakah hasil fotonya bisa sesuai dengan ekspektasinya. Bukan saya mengatakan bahwa yang murah itu tidak bagus, tapi dengan harga yang agak mahal mereka biasanya memberikan yang lebih secara kualitas.

Yang dapat ditawar
Segmen yang ini yang biasanya paling disukai. Karena order dengan budget pas-pasan pun dapat diterima, order dengan kualitas yang lebih juga dikerjakan. Pokoknya berapapun budget anda asal masih masuk akal sebisa mungkin akan dikerjakan, bahkan jika memungkinkan tawar-menawar bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan asal order tidak lari ke tempat lain.

Mohon anda ingat, yang bagus tidak selalu harus mahal. Jadi apapun keperluan anda, nggak ada salahnya kita melakukan survey terlebih dahulu, agar hasilnya bisa sesuai dengan kemampuan kita.



Foto : tukangpoto

Minggu, 11 April 2010

Kesalahpahaman fotografer pemula

Saat pertama kali menekuni bidang fotografi sebagai hobi sampai akhirnya menjadi ladang pengisi periuk nasi, saya banyak sekali menemukan hal-hal, mitos-mitos atau kesalahpahaman di bidang fotografi yang dapat menghambat atau mempengaruhi kemajuan para fotografer pemula.

Inilah hal-hal yang biasanya menjadi penghambat dan mudah-mudahan kita yang sedang menekuni fotografi bisa menghindarinya :

1 . Hasil foto saya tidak bagus.
Tidak ada keberhasilan yang instan, semua harus dimulai dari yang kecil. Ada ratusan foto yang kita hasilkan, tapi hanya beberapa saja yang bagus. Jalan tidak selalu mulus, dan itu memang alamiah ketika kita sedang mempelajari sesuatu. Dengan berjalannya waktu, kemampuan dan ketrampilan kita akan bertambah baik.

2 . Kamera saya kurang canggih.
Kamera yang mahal tidak akan menghasilkan foto yang baik jika kita tidak tau cara menggunakannya. Manfaatkan kamera yang ada, pelajari kemampuannya secara optimal dan tingkatkan ketrampilan memotret anda dengan kamera tersebut. Kamera bukan faktor penentu utama, tapi ketrampilan memotret andalah yang menentukan.

3 . Kamera merk tertentu lebih bagus dari merk yang lain.
Semua merk kamera DSLR saat ini sudah dibuat dengan standar yang sama untuk menghasilkan gambar yang baik. Faktor yang membedakan adalah fasilitas, harga serta selera dari masing-masing pemakai merk kamera.

4 . Sekolah lebih baik dari otodidak.
Banyak fotografer terkenal mengenyam pendidikan S1 jurusan fotografi tapi banyak juga yang mengembangkan ketrampilan mereka secara otodidak dan bisa sukses. Jadi keberhasilan seorang fotografer tidak tergantung dari faktor mereka kuliah atau otodidak tapi komitmen dan keinginan untuk maju dari masing-masing individulah yang menentukan.

Mungkin ada yang ingin menambahkan?

Jumat, 02 April 2010

Tips memotret makanan


Meneruskan permintaan dari Mbak Ari,Sauskecap; tentang tips memotret makanan maka saya mencoba merangkum berbagai cara memotret makanan menjadi satu tips yang simpel dan mudah diterapkan oleh setiap narablog walaupun hanya memakai kamera saku sekalipun. Mudah-mudahan bisa membantu jika ada yang ingin mendokumentasikan hasil kreasi memasak mereka atau jika ingin mengikuti lomba meracik resep dan harus memamerkan hasil masakannya ke dalam blog.

Hal terpenting dalam memotret makanan adalah bagaimana agar imaji cita rasa makanan yang kita foto dapat menggugah selera para pemirsa yang melihat foto makanan tersebut.

Untuk dapat mencapai hasil tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1 . Pencahayaan yang cukup.

Penting bagi kita untuk dapat memberikan cahaya yang cukup sebab foto makanan akan lebih bagus hasilnya jika difoto dalam keadaan terang. Salah satu sumber cahaya yang baik dan dapat kita manfaatkan secara gratis adalah cahaya matahari. Contoh : foto dengan teknik window lighting.

2 . Tidak menggunakan flash atau lampu kilat.

Kadang kita ingin mengambil praktisnya saja dengan menggunakan lampu kilat agar foto makanan kita dapat tercahayai dengan baik. Tapi tahukah kita kalau lampu kilat dapat mengurangi keaslian warna foto makanan kita menjadi lebih pucat tepatnya, sehingga bisa mengurangi imej cita rasanya.

3 . Fokus.

Biasanya jarak minimal antara obyek foto dengan kamera saku berkisar antara 0,5 meter. Lebih dekat dari itu obyek foto kita akan buram hasil fotonya. Usahakan agar obyek foto kita tetap fokus dan jika kita memerlukan imej yang lebih besar, kita dapat mengcropingnya pada tahap editing.

4 . Aksesori dan penataan.

Untuk menambah cita rasa, kita dapat menambahkan aksesoris sebagai pemanis atau kalau tidak salah; garnish dalam istilah kulinernya. Juga penataan obyek foto agar lebih apik penampilannya.Untuk hal ini saya menyarankan agar kita lebih sering buka-bika majalah wanita atau buku resep masakan agar kita bisa mencontoh hasil kerja dari food stylistnya.

Selamat mencoba.



Sumber foto

Selasa, 30 Maret 2010

Salam jepret!

Karena memang sudah berjanji pada Pakde Cholik kalo saya bakal ikut memeriahkan acaranya di Blogcamp yang bertajuk Supermanshow-aksi dan kreasi, jadilah saya; tukangpoto, yang biasanya mengarahkan gaya pada gadis-gadis di studio jadi sedikit ikut numpang bergaya di acara ini.
Link
Dan bagi teman-teman lainnya yang belum ikut, buruan deh berpartisipasi karena sebentar lagi acara ini akan menemui deadlinenya. Oke, selamat berkreasi dan salam jepret!

Selasa, 23 Maret 2010

Tips fotografi : memotret wajah

Pada tips fotografi kali ini saya akan sedikit membahas bagaimana cara pendekatan yang baik untuk memotret manusia. Jika pada artikel-artikel yang lalu sudah di jelaskan berbagai aspek dalam memotret manusia maka kali ini saya akan membahas khusus mengenai memotret bagian wajah.

Ada hal-hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam memotret wajah :

1 . Fokus pada mata.

Seperti telah dikatakan bahwa mata adalah jendela jiwa, jadi sangat penting bagi kita untuk fokus pada mata ketika memotret wajah manusia. Karena setiap kali orang melihat foto seseorang bagian yang paling dulu dilihat adalah bagian mata. Semakin kuat anda bisa menangkap ekspresi lewat tatapan mata semakin kuat foto anda.

2 . Sudut pandang.

Hanya ingin mengingatkan bahwa sudut pandang pengambilan foto kita pada format close-up akan sangat mempengaruhi emosi foto secara keseluruhan. Bagian mana dari wajah yang jaraknya paling dekat ke lensa itu yang menjadi pusat perhatian.

3 . Gunakan cahaya yang lembut dan merata.

Cahaya yang lembut akan sangat baik untuk mengangkat skin tone pada wajah sehingga bisa tampil lebih alami.

4 . Tambahkan hair light.

Kita bisa menambahkan hair light ( kilau cahaya pada rambut ) agar detail foto wajah bisa lebih dinamis. Selain dapat memberikan volume pada obyek, hair light juga membantu memberi jarak antara obyek dengan background.

5 . Pilihan lensa.

Lensa yang ideal untuk memotret wajah adalah 90 mm ke atas pada kamera DSLR, dan sekitar 55 mm ke atas pada kamera poket lalu dibantu pada bagian editing agar dapat lebih close-up.

6 . Ekspresi model.

Bagian yang terpenting pada sesi pemotretan wajah atau close-up adalah tentunya ekspresi si model. Adalah menjadi tugas anda sebagai fotografer untuk dapat mengarahkan model anda agar bisa berekspresi senatural mungkin. Banyak cara bisa ditempuh antara lain; dengan mengajak ngobrol, melontarkan lelucon atau candaan atau sekedar menyetel musik untuk membangkitkan mood.

Oke, teman-teman selamat mencoba ya.


Foto : tukangpoto

Jumat, 19 Maret 2010

Serunya memotret yearbook SMA Santa Ursula

Seminggu kemarin saya mendapat job untuk memotret yearbook SMA Santa Ursula untuk lulusan tahun 2010. Job memotret yearbook memang kadang saya lakukan, tapi selama ini terbatas pada SMA yang memiliki murid laki-laki dan perempuan, jadi kesempatan ini adalah pengalaman pertama saya memotret untuk yearbook di sekolah yang muridnya perempuan semua.

Pertama kali menginjakan kaki di SMA yang berada di Jalan Pos no.2, Jakarta ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Bangunan sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1931, kalau tidak salah, tetap mempertahankan ciri khas bangunan jaman Belanda walaupun telah memiliki pula gedung yang baru di bagian yang lain. Jadi suasana klasik masih terasa sekali, malah diperkokoh dan dilestarikan.

Saya mengira akan menjumpai gadis-gadis yang kaku dan serius, tapi ternyata dugaan saya salah sama sekali. Lewat pengamatan seminggu berada di sana ternyata mereka adalah murid-murid SMA yang hangat dan ceria layaknya gadis-gadis seusia mereka. Walaupun terlihat pula disiplin serta orientasi belajar mereka yang tinggi. Selain ramah dan santun, mereka juga sarat akan prestasi baik akademis maupun non akademis.

Pada pemotretan yearbook kali ini mereka sudah menyiapkan tema-tema yang akan membuat penampilan foto kelas mereka berbeda yang satu dengan yang lainnya. Tema yang mereka pilih pun beragam. Ada back to 60, underwater, candy girl, musical dan lain-lain. Properti-properti yang akan mendukung penampilan mereka pun tak lupa mereka siapkan. Lalu soal gaya dan ekspresi ketika difoto nanti juga sudah direncanakan secara detil. Ada yang akan berpose seperti The Beatles ketika berjalan di Abbey Road, bergaya ala rockstar, sambil membawa hewan peliharaanya, gaya mafia tahun 30 an, malah ada yang minta difoto ketika mereka nge-dance.

Sebuah pengalaman baru buat saya dan sebuah perspektif yang ceria dan menyegarkan. Walaupun cerita roman ala 'Gita Cinta Dari SMA' yang dapat memompa hormon asmara para gadis di sekolah itu tidak mungkin terjadi, tapi bagi saya, Sanurians, you're rocks!



N.B. Sayang foto-fotonya belum boleh diupload karena yearbooknya belum resmi terbit.

Jumat, 05 Maret 2010

Tips memotret di bawah terik matahari

foto oleh : code poet


Kadang kita dihadapkan pada situasi yang mengharuskan kita untuk memotret di bawah terik matahari. Padahal posisi matahari yang sedang menyengat ubun-ubun adalah keadaan yang tidak terlalu bagus untuk melakukan pemotretan.


Tapi mudah-mudahan tips di bawah ini bisa membantu anda untuk meminimalisir kekurangan tersebut :


1. Tempat teduh.

Kalau tidak terpaksa sekali, kita bisa mencari tempat yang agak teduh untuk melakukan pemotretan
. Hal ini bisa dilakukan oleh obyeknya saja, fotografernya saja, atau sekaligus keduanya yang berpindah tempat.


2. Gunakan 'fill in flash' atau lampu blitz pengisi.

Karena memotret dengan sumber cahaya yang sangat terang dengan posisi tepat di atas kepala maka kemungkinan untuk timbul bayangan yang sangat kontras akan besar sekali. Bayangan ini biasanya akan terjadi di ceruk mata, di bawah hidung dan di bawah leher. Hal ini dapat kita hindari dengan memberi lampu kilat pengisi untuk mengeliminir bayangan hitam tadi.

3. Gunakan tudung lensa.

Khusus kamera DSLR, sebaiknya dilengkapi dengan tudung lensa ( lens hood ) untuk menghindari cahaya yang tidak diinginkan ( lens flare ) ikut masuk.

4. Ubah sudut pandang.

Ketika memindahkan obyek tidak dimungkinkan, buatlah diri anda mobile. Anda bisa memotret dari belakang obyek, dari arah atas atau bahkan dari bawah obyek. Dengan begitu akan mengubah arah jatuhnya sinar matahari terhadap obyek anda sehingga dapat memberi 'rasa' yang berbeda.

5. Gunakan filter.

Kadang tidak ada salahnya anda menyediakan filter polarizing. Selain dapat mengurangi cahaya yang masuk ke dalam lensa, filter ini juga dapat menguatkan efek biru pada langit.

6. Siluet.

Manfaatkan cahaya matahari yang berlimpah tersebut untuk membuat foto siluet yang artistik. Obyeknya bisa berupa manusia, perahu, atau benda-benda berprofil khas lainnya.

Cukup sekian dari saya dan selamat mencoba!