Rabu, 18 Mei 2011

Esensi jalan kaki

Waktu minggu lalu setelah menyelesaikan sebuah assignment pemotretan di rumah seorang klien yang cukup berada, seorang rekan kerja sempat berpikiran bahwa untung saya bisa menumpang kendaraan rekan kami yang satu lagi sehingga tidak kehilangan gengsi jika kelihatan harus berjalan kaki keluar komplek kemudian dilanjutkan dengan naik kendaraan umum.

Saya memang seorang fotografer penikmat jalan kaki, bukan karena memang belum diberi kemampuan untuk memiliki kendaraan sendiri, tapi dengan berjalan kaki selain menyehatkan saya bisa meresapi suasana sekitar, juga kadang bisa sambil berpikir sendiri mencari inspirasi. Dan ya, jika sedang ada order pemotretan juga saya mulai dengan berjalan kaki.

Seperti ketika seorang anak kecil yang tadinya hanya merangkak kemudian beranjak berjalan di atas kedua kakinya, pasti momen ini dirayakan oleh kedua orang tuanya, diumumkan ke seluruh sanak saudara, difoto lalu di share lewat Facebook agar seluruh jagad mengetahui.

Tapi kenapa sekarang jalan kaki bisa kalah gengsi dengan yang naik turun mobil pribadi, padahal kita tau bagi para orang kaya tersebut kegiatan berolahraga yang menyehatkan macam jalan kaki malah merupakan sebuah kemewahan yang mungkin hanya bisa mereka lakukan di akhir pekan. Ironis?

Menurut hemat saya, esensi dari jalan kaki itu sendiri adalah fitrah manusia yang merupakan karunia Allah agar kita dapat beraktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain menyehatkan, hemat dan dapat menginspirasi.

Jadi, apakah dengan berjalan kaki kita akan kehilangan gengsi di mata klien?
Biar keprofesionalan dan hasil kerja kita yang berbicara!


* Tips sehat jalan kaki, klik di sini.