Senin, 01 November 2010

Kualitas jasa fotografi

"Kok jasa fotografinya mahal sih, pak?"

Sebuah kalimat pertanyaan yang sering didengar oleh telinga para fotografer yang menggantungkan hidupnya dari jasa potret-memotret, sehingga berulang kali pula para fotografer tersebut mengemukakan argumentasi agar harga jasa fotografi yang diajukannya dapat diterima nalar sang calon klien yang bertanya tadi.

Mungkin dalam benak sang calon klien yang polos tadi; wong cuma kerja bidik dan jepret saja kok bisa 'semahal' itu.

Sebenarnya profesi seorang fotografer itu tidak berbeda dari profesi-profesi lainnya. Apakah itu seorang dokter, programmer, aktris, masinis dan lain sebagainya. Semua harus dimulai dengan belajar dari nol. Baik itu fotografer yang belajar secara akademis maupun yang belajar secara otodidak. Pastinya memerlukan investasi biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk bisa menjadi fotografer yang memiliki skill dan berpengalaman seperti sekarang.

Selain skill dan pengalaman, seorang fotografer juga harus memikirkan investasi di bidang peralatan yang akan menunjang pekerjaannya nanti. Seperti kamera, lampu studio, PC untuk editing dan lain-lain. Tanpa kamera seorang fotografer akan menjadi seperti seorang tentara tanpa senjata, dokter tanpa stetoskop. Harga kamera DSLR yang selangit dan umur pemakaian yang pendek serta suku cadang perlengkapan lainnya mau nggak mau harus masuk dalam perhitungan.

Terakhir tapi nggak kalah penting adalah kemampuan seorang fotografer dalam bidang editing foto atau olah digital. Walaupun kerja edit foto ini bisa dikerjakan oleh orang lain tapi seorang fotografer setidaknya harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar dalam hal ini.

Faktor-faktor di atas tentunya akan menjadi pertimbangan seorang fotografer di dalam mematok harga jasa fotografinya. Sebagaimana seorang profesional lainnya, pastilah akan senang jika jasa atau pekerjaannya dihargai sesuai kemampuannya. Sebab jika seorang menginginkan kualitas, pastinya ada harga yang harus dibayar.

Bagaimana dengan pendapat sahabat?



Foto : tukangpoto
Client: INDORENT

21 comments:

ReBorn mengatakan...

jadi inget temen saya yang ngeluarin banyak keringet karena harus nahan nafas waktu motret. :)

tukangpoto mengatakan...

Untung cuma keringet yang keluar, coba kalo...

exort mengatakan...

berarti dia ga ngerti kl fotografi itu emang butuh alat2 mahal

semendo mengatakan...

apalagi foto produk komersil, katanya kalo udah pro bakalan keluar inner beautynya. Jadi menurut saya wajar2 aja kalo jadinya mahal...

tukangpoto mengatakan...

Bisa jadi..

Multibrand mengatakan...

Foto-2 yang bagus, congrats!

tukangpoto mengatakan...

Makasih,pak..:)

cus mengatakan...

kalau yg satu ini terus terang saya tergolong awam .. bisa jadi orang yang berpikiran jasa fotografi si anu, misalnya, kemahalan lantaran dia mengetahui jasa serupa yang jauh lebih murah harganya. kemudian dia mencoba membandingkan harga jasa tersebut di satu tempat dengan tempat lainnya.

n.i.z.a.r mengatakan...

setujuuuuu, setuju banget mas.

oh ya, akhirnya saya baru aja beli DSLR loh, boleh ya di sharing ilmunya. hehe

http://nizarland.blogspot.com

Unknown mengatakan...

Mas, berapa sih rentang standar harga fotografer, dan apa yang membedakan harga satu dengan lainnya?

tukangpoto mengatakan...

days : selain membandingkan harga, penting juga untuk membandingkan kualitas hasil fotonya..:)

n.i.z.a.r : silahkan,bang Nizar..

vicky : sebenarnya nggak ada standar yang pasti, tergantung negosiasi antara fotografer dan kliennya masin-masing :)

Saung Web mengatakan...

Besar juga biaya invesnya ya sob.. tapi hasilnya juga besar kan ?? siip deh.. sukse selalu ya

Ipul dg. Gassing mengatakan...

sebenarnya ada gak sih patokan harga untuk sebuah karya fotografi ?
maksudnya agar mencegah para pekerja fotografi bersaing dengan tidak sehat.
kan bisa jadi ada pekerja fotografi yang sengaja banting harga biar dapat banyak klien sehingga menurut pekerja fotografi yang lain dia seperti "melacurkan diri"..

kasus seperti itu kadang terjadi di dunia desain..

Kakaakin mengatakan...

Menurut saya sebuah profesi patut dihargai setimpal, karena proses pengerjaannya memerlukan ilmu khusus :D

tukangpoto mengatakan...

saung web : makasih,kang..:)

ipul dg.Gassing : nggak ada harga patokan,bang.Tergantung kesepakatan masing-masing.Yang bahaya kalo fotografer yang udah senior dan punya nama nurunin harga..:)

kakaakin : setuju sama kaka.

Anonim mengatakan...

Saya sendiri akan bingung jika di hadapkan dengan pertanyaan: berapa?
hahahaha... soalnya masih belom bisa menilai karya sendiri sudah bagus atau belom, hahhahaha... :)

rian punya blog mengatakan...

fotografi adalah perpaduan antara seni, ilmu pengetahuan dan teknologi... berapa harga yg pantas untuk sebuah karya seni dan teknologi..?

mamah Aline mengatakan...

fotografer kan profesi khusus denagn skill yang gak bisa sembarang orang bisa jadi sepantasnya tarifnya juag seimbang

Pinokio mengatakan...

Artikel dan blognya bagus juga, komentar juga ya ke blog saya www.infonotesharian.blogspot.com

uungferi mengatakan...

yah memang begitulah adanya masyarakat kita,.... hehehehheheeh

jasa security / jasa keamanan mengatakan...

wow,, keren nich
also visit jasa security/jasa keamanan