Sabtu, 05 Desember 2009

5 kebiasaan buruk dalam fotografi

Selama saya menjadi fotografer banyak hal-hal yang menjadi kebiasaan buruk para juru potret yang sebenarnya dapat dihindari jika mau memulainya sedari dini untuk menghindari kerugiannya lebih lanjut. Kebiasaan buruk itu biasanya :

1 . Tidak memeriksa kelengkapan peralatan.
Memang biasanya perlengkapan fotografi tersimpan dalam satu tas, tidak ada salahnya untuk men-cek kembali jika keesokan harinya ingin digunakan untuk pemotretan. Yang paling sering tertinggal adalah kartu memori yang lupa dikembalikan setelah mentransfer gambar ke komputer dan batere kamera yang sedang direcharge.

2 . Tidak memeriksa kembali setting di kamera.
Pernah suatu ketika kamera saya dipinjam seorang teman, beberapa jam sebelum acara pemotretan dimulai, saya iseng-iseng men-cek kembali settingannya, wuih ternyata berbeda 180 derajat dengan settingan yang saya pakai. Untung saya sempat men-cek nya kembali, coba kalau tidak...

3 . Terlalu bergantung pada Photoshop.
Saya tidak anti pada Photoshop, malah banyak terbantu karena kahadirannya. Tapi jangan sampai kemajuan teknologi digital menghapuskan kebiasaan baik kita untuk selalu teliti pada detail obyek foto kita dan tidak mentang-mentang semuanya dapat diperbaiki di Photoshop. Misalnya; pemasangan dasi yang kurang proporsional, sisiran rambut yang belum sempurna, lem bulu mata palsu yang copot pada ujungnya.
Lebih teliti pada saat pemotretan tentu akan menghemat waktu dan tenaga pada bagian editing.

4 . Mudah terpesona pada kamera baru.
Memang sesuatu yang wajar jika ada kamera baru dirilis, kita jadi ingin ikut memiliki. Tapi seperti kita tahu, dalam teknologi digital pasti nanti selalu saja ada yang baru menggantikan yang lama. Dalam hal ini tentunya lebih bijaksana jika kita menginvestasikannya pada peralatan yang lebih awet, variasi lensa misalnya.

5 . Menyalahkan peralatan,obyek foto atau keadaan.
Ketika kita memotret sebuah obyek dan hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, biasanya dengan mudahnya kita menyalahkan peralatan, obyeknya atau situasi. Ah, si modelnya mahal senyumnya, kalau saja lensa saya lebih tele, langitnya gelap karena kemarin motretnya keburu sore. Ingatlah teman, bahwa semuanya tergantung dari sang fotografer, the man behind the camera, dan bukan yang lain.



Sumber foto

32 comments:

marsudiyanto mengatakan...

Saya pernah punya pengalaman buruk mas...
Namanya juga amatiran.
Saya harus ambil gambar sebuah kegiatan, dan fotonya harus bertanggal.
Kegiatannya tgl 4 s.d 8 Oktober 2009
Saya lihat kameranya sudah menunjukkan tanggal 04/10/2009.
Mulailah saya jeprat-jepret.
Hasilnya tidak langsung saya transver.
Sampai hari ke 3 baru aku lihat...
Ternyata foto2 hari ke dua tanggalnya 04/11/2009 dan hari berikutnya 04/12/2009.
Rupanya saya salah format.
Ternyata kamera yg saya pinjam format tanggalnya mm/dd/yyyy sementara saya kira dd/mm/yyyy

Rita Susanti mengatakan...

Wah sepakat mas, yang terpenting tuh "the man behind the gun" nya yah, bukan perkakas nya...Secanggih apapun alat,kalau manusianya tidak bisa menggunakannya dengan baik, yah sai-sai deh hehe sia-sia maksudnya:D

Cak Win mengatakan...

Wah persiapannya harus bener-bener matang kalo gitu. :D

Salam sukses teman

tukangpoto mengatakan...

marsudiyanto : yah begitulah gunanya cek dan ricek dalam fotografi, untuk menghindari kerugian dari hal-hal kecil tapi ternyata berpengaruh pada hasil keseluruhan.

Rita Susanti : betul mbak, faktor manusianya, banyak dari kita yang masih berdecak kagum pada kecanggihan teknologi tapi lupa sama kualitas SDM nya.

Cak Win : benar,Cak. Persiapannya harus matang kalau hasilnya ingin maksimal.

wempi mengatakan...

Kebiasaan sepele namun besar efeknya

tukangpoto mengatakan...

Ok, Oom Wempi.

nakjaDimande mengatakan...

kebiasaan buruk bundo adalah, males membidik :D

Pencerah mengatakan...

wah, jadi merasa tersindir nich.....btw terima kasih telah diingatkan meskipun saya bukan fotografer propesional

guskar mengatakan...

kok mas didit tau sih kebiasaan buruk saya? ditulis lima-limanya lagi..he..he..

tukangpoto mengatakan...

nakjadimande : nggak pa-pa bundo, kan sudah ada LCD nya sekarang..hehe.

pencerah : bukan bermaksud menyidir lho mas, cuma mengingatkan demi kebaikan.

guskar : mosok tho mas? nggak sengaja lho..

zulhaq mengatakan...

Wuaaaa tu kan kebiasaan buruk saya dan temen2 banget. Gak mau repot dan gak mau di anggap. Salah...

Saya suka banget dg yang namnya fotografi, tp sayang gak pny skill, hanya bs menggunakan settingan auto. Dan masalahnya sekarang, gak punya DSLR kamera :)

Kembali menjadi pockoeters sejati hahahahha

Badruz mengatakan...

kalau saya dengan kamera HP mas, yang paling sering mensetting ukuran, penyimpanan dll mas.

Fayza Hiqmah mengatakan...

Mudah terpesona pada kamera baru.

hehe...kalo yang itu mah..gak ke kamera aja, ke goodie yang lain juga...:P

tukangpoto mengatakan...

zulhaq : pake kamera poketpun jadi mas, yang penting niatnya..hehe.

Badruz :mungkin saja mas Badruz ini sedang menabung untuk memiliki kamera yang lebih canggih..hehe.

Fayza Hiqmah : wah kalo itu mah laper mata,mbak..dan memang sudah menjadi gejala umum..hehe.

ipul mengatakan...

Makasih mas..tipsnya berguna..
kelihatannya sih tipsnya sepele gitu, tapi klo beneran kejadian..rasanya pasti bete banget..:)

dan saya pernah mengalami hal yang sama..udah jauh2 ke Jogja mo motret ternyata nyampe sana kameranya malah macet..terpaksa deh menikmati liburan dengan hati yang dongkol...

btw, blognya sy link ya..makasih..:)

tukangpoto mengatakan...

Emang ,pul. hal-hal kecil yang bisa menjadi besar akibatnya. Oh, silahkan saja.

mandor tempe mengatakan...

lhah foto satu saja belum lulus exploringnya masih ngelirik yang lain. Kapan bisa memaksimalkan senjata kalau begitu

tukangpoto mengatakan...

Begitulah mas mandor kalau selalu laper mata..hehe.

bundadontworry mengatakan...

Memang benar Mas, utk mendapatkan hasil yg meuaskan dr suatu pekerjaan atau usaha , tahap yg paling penting adalah ''well prepared'' ya.
salam.

tukangpoto mengatakan...

Betul bunda peralatan siap, kitanya jadi lebih pede.

H mengatakan...

wah mas detil juga untuk koreksi foto ya :)

kemarin temenku minta agar aku belajar motret agar kerjaan dia jg terbantu,

btw kira2 harga kamera u/ foto weddingan brpaan ya? kalo sekelas d60 gitu bisa gak ya mas? itu masih 7jt ya?

tukangpoto mengatakan...

Yang baru aja bro Huang, Nikon D3000 + lensa bawaan 18-55mm sekitar 6 jt an. Semua jenis DSLR bisa kok buat moto wedding. Ok selamat belajar motret deh.

Saung Web mengatakan...

Bener tuh.. pengalaman saya dulu dah jepret sana jepret sini.. ndak tahunya tutup kamera gak dibuka.. haha.. potonua bagus ekali tuh.. gagah.. hehe

tukangpoto mengatakan...

Iya kang kecerobohan yang berakibat fatal...hehehe.

come n share mengatakan...

Info-infonya menarik nih mas..saya suka foto objek2 nih dan banyak belajar dari blognya mas...

tukangpoto mengatakan...

Oh ya terima kasih, kita bisa belajar dan sharing sama-sama di sini.

Fotografi ku :) mengatakan...

stuju mas :)

tukangpoto mengatakan...

Sama-sama,mas :)

bambud mengatakan...

saya baru belajar mas, kamera pun masih pocket heheheh.... semua diatas saya banget tuh om, apa semua tukang foto begitu yaa....
Kamera : Benq 740i

Hanya kebiasaan buruk seorang yang belajar photografi

Firama mengatakan...

banyak "photographer" yg telah menjadi "photoshoper"

salam kenal mas...

tukangpoto mengatakan...

Salam kenal juga..

Budi Darmanto mengatakan...

ada yang salah sama potosoper? itu kan untuk edit, sementara fotografer juga mengedit gambar di kamera misal pencahayaan? :)