Rabu, 09 Desember 2009

Pas foto


Kemarin malam, saya mencetak klise pas foto ke dua anak saya di kedai pas foto langganan kami. Sejak saya menikah, di kedai itulah kami selalu membuat pas foto untuk berbagai keperluan. Lho kok manual? Katanya tukang poto sekarang sudah beralih ke digital? Tidak tau kenapa, ekspresi wajah pas foto kami kok rasanya lebih pas justru yang dibuat dengan kamera analog atau menggunakan klise. Jadilah kami pelanggan setia dari kedai pas foto tersebut.

Kata istri saya, kedai tersebut sudah ada semenjak dia masih kanak-kanak dan memang kedai tersebut terkenal karena spesialisasinya di bidang pas foto. Pas foto kok spesialisasi? Maksudnya lebih banyak orang datang karena memang sengaja ingin membuat pas foto daripada membeli bingkai misalnya.

Tadinya saya juga tidak begitu peduli, tapi karena sekarang saya menulis artikel atau ngeblog tepatnya, makanya saya mulai memperhatikan lebih jauh. Bapak pemilik kedai tersebut sudah mulai memutih rambutnya di sana-sini, tapi masih sigap ketika melayani pelanggannya. Menggunakan sebuah kamera SLR film yang dikokang, 1 buah lampu flash slave unit ditambah sebuah tripod dan reflektor payung, background standar berwarna merah dan biru plus layanan kilat, foto selesai dalam 1 jam.

Berarti sekarang terbukti, teori yang mengatakan bahwa jika ada teknologi yang baru, tidak serta-merta yang lama langsung mati. Seperti ketika televisi ditemukan, tidak secara otomatis radio tersingkirkan, ketika mobil mulai berseliweran, sepeda dan delman masih tetap setia melayani penggemarnya. Demikian pula ketika fotografi digital mulai memasyarakat, yang analog, walaupun relatif sedikit, masih tetap punya penggemar, saya salah satunya.



Sumber foto

40 comments:

mandor tempe mengatakan...

di tempat saya hampir tidak bisa ditemukan cuci cetak foto. Roll film sudah diganti dengan SDcard atau flesdis

yoyok mengatakan...

wah, tempatnya dimana ya mas ? kayaknya asik juga

Triunt mengatakan...

Iya banyak juga yg bilang.
semaju2 teknology digital, yang klasik tetep bakal ada yg suka.

Kayak Lomographer itu juga kan :)

Deny Deyn mengatakan...

memang terkadang teknologi lama semakin dilupakan dgn brmunculannya teknologi modern, yg tentunya lebih praktis..
untung ada org macam TukangPoto ini :p
tapi yang cetak foto kilat itu da jarang..
hahhaha

tukangpoto mengatakan...

mandor tempe : wah berarti ditempat sampean sudah modern ya mas.

yoyok : tempatnya di daerah Roxi, Jakarta Pusat,mampir mas..hehe.

Triunt : betul mas, yang lama nggak langsung ditinggalkan.

Deny Deyn : di tempat saya malah masih ada yang khusus terima cetak pas foto pake gerobak.

fadhilatul muharram mengatakan...

kadang seru juga ketemu dengan org yg konservative begitu ya om. :)

tukangpoto mengatakan...

Setiap orang kalo kita bisa kenal dekat kayaknya pasti punya sisi seru masing-masing deh,Dhil.

Anonim mengatakan...

Teknologi sebenarnya gak jauh dengan Musik , Justru lagu yg lama begitu dirindu.. dan tambah lama tambah enak didengar tentunya..

Rezky Pratama mengatakan...

jadi pengen jadi potograpeer neh,hahah

tukangpoto mengatakan...

embun777 : begitulah biasanya mas..

rezKY p-RA-tama : gampang kok mas jadi fotografer, modalnya cuma niat..hehe.

wempi mengatakan...

Skarang dah jarang banget, pake rol pilem, sudah serba digital.

tukangpoto mengatakan...

Tapi bukan berarti nggak ada kan..

guskar mengatakan...

di kota kelahiran saya, masih saya jumpai studio foto yg saya gunakan bikin pas foto ketika sd dulu. saya ingat tukang fotonya kepala ditutupi kain hitam. foto yg sdh tercetak sisi pinggirnya dipotong dng pola bergerigi. foto inilah yg tertempel di ijazah sd saya.
studio foto itu milik koh Meh Hwa, tp skrg dikelola anaknya

tukangpoto mengatakan...

Yang klasik memang tidak pernah mati,mas. Soalnya perbedaan pelayanannya yang bikin kangen kali,ya.

Ria mengatakan...

di lingkungan rumah mama juga aku punya tukang foto langganan...khusus untuk pas photo mas, darijaman smp sampe jama skr kalo bikin pas photo atau nyetak ya sama mereka...

Black mengatakan...

Masih ada juga ya yang pake Roll film gitu? tapi menurutku malah lebih bagus pke itu deh :D

tukangpoto mengatakan...

Ria : memang begitu kalau udah sreg ,malas pindah ke lain hati..hehe.

Black : kayaknya selera yang berbicara di sini,mas Black.

arkasala mengatakan...

Kang, saya sendiri masih menyimpan Ricoh 500 GX. Kamera jadul. Sekarang sudah jarang dipake lagi. Perasaan kamera itu cukup natural deh. Namun saya minta pendapat Akang barangkali pernah tahu kamera itu apa kelebihannya ? Trims. Salam :)

tukangpoto mengatakan...

Wah, kamera klasik tuh,kang. Mohon dijaga cara penyimpanannya agar tidak jamuran. Kelebihannya; bisa menampilkan kalibrasi seindah warna aslinya, nah ini tergantung juga dari kondisi lensanya dan tukang cuci cetak fotonya, kelebihan kamera analog itu sebenarnya ada di fotografernya,semua kendali ada di 'the man behind the camera'. Semoga membantu.

nakjaDimande mengatakan...

hebat bapak itu, hasil kerjanya bagus sehingga tetap digemari, padahal itu di kota jakarta ya dit.. sayangnya di Bukittinggi mulai pada hilang semua tuh. pasfoto sudah pake yang digital.. ga ada lagi pas foto yang pinggirnya bergerigi.

tukangpoto mengatakan...

Yang bagus memang tetap dicari ya bundo walaupun jadul juga.

jack mengatakan...

jadi rindu pake foto yang masih pake roll film, untuk menggunakannya pun tak bisa sembarangan orang

tukangpoto mengatakan...

Dengan belajar fotografi analog membuat kita lebih mengapresiasi bagaimana proses sebuah karya foto diciptakan

DV mengatakan...

Tulisan ini menarik sekali karena anda berhasil mengangkat sisi 'fotografi analog' yang sudah semakin jarang.

Terus terang meski saya makhluk 'digital', tapi saya suka miris kalau pas dulu lewat ke studio foto kuno di kota saya dan melihat betapa mereka semakin kecil seperti terhempas jaman...

Ah semoga mereka tetap bisa bertahan... BTW, itu foto Nikon FM2 nya bikin ingat masa lalu, Bos.. Kamera legendaris!

tukangpoto mengatakan...

Iya, tapi sebaiknya kita memang tidak melupakan akar kita, karena dari situlah semuanya bermula.

Multibrand mengatakan...

Saya juga lebih sreg kalau di foto manual terutama untuk pas foto. Demikian juga kalau memotret sepertinya lebih sreg pakai kamera jadul.

tukangpoto mengatakan...

Mungkin suatu saat kita harus membuat perkumpulan pecinta kamera jadul kali ya...hehehe.

zulhaq mengatakan...

bener om, tak selamanya yang jadul itu ketinggalan :)

tukangpoto mengatakan...

Yang jelas tidak selalu ketinggalan dalam mutu..hehee.

Belajar Blog mengatakan...

bener juga sih mas
walaupun sekarang hape udah berkamera, kamera sekarang udah digital
tapi ibu saya masih gemar pake kamera roll

Saung Web mengatakan...

Dulu awal tahun 90 pernah punya camera model gini.. cuman kecebur di sungai Siak.. pekan Baru saat pulang dari tanjung Pinang hehe

tukangpoto mengatakan...

Belajar Blog : benar mas, old habits dont die fast.

Saung Web : aduh sayang banget atuh kang, bisa jadi barang klasik tuh..hehe.

H mengatakan...

saya rasa, bentuk studio foto jaman dulu akan terkikis sudah karena industri kamera yang digital. orang sekarang udah bisa pake kamera dari hape.

untuk pas foto pun orang udah cerdik, minta tolong teman fotoin di dinding yang warnanya putih. lalu nanti di edit dari photoshop.

atau tinggal mengganti kepala orang pas foto dg foto kita.

tukangpoto mengatakan...

Iya, memang jaman sekarang apa-apa sudah dimudahkan dengan teknologi, saya pun merasa terbantu sekali. Tapi nggak ada salahnya kalo kita juga belajar proses darimana semua itu berasal agar kita lebih bisa menghargai.(sok bijak..hehe.)

bundadontworry mengatakan...

bener tuh Mas, walau semaju apapun, tetap saja yg klasik dicari orang, saya dan keluarga juga kalau bikin pas foto masih sama langganan jaman dulu .
nggak tahu ya, rasanya kok pas aja gitu.
salam.

Cara Membuat Website mengatakan...

sama dengan mandor tempe, bedanya di tempat saya pake CD.
tidak terlalu mempermasalahkan digital ataupun analog, yang penting bisa 'Cheeeesss .. ' klik ^_^

Cara Membuat Web

tukangpoto mengatakan...

bundadontworry : sama dong pengalamannya sama saya bunda.

Cara membuat website : digital atau analog yang penting hasilnya maknyos..hehe.

Anonim mengatakan...

saya juga punya langganan tukang poto pribadi yang masih pake klise :green:
*digamparin abang*

tukangpoto mengatakan...

Ternyata era fotografi analog belum berakhir.

beyz mengatakan...

Betul mas era analog belum berakhir, masih jadi favorite pada sebagian orang ditengah gencar"nya produk digital, di didaerah Bandung masih banyak yang jual atau tempat cuci cetak film :)